Lihat ke Halaman Asli

Jangan Jadi Warga "Nyinyir"

Diperbarui: 24 April 2018   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ironis, Erdogan dipuja-puji , Jokowi dihina - padahal sejarah Erdogan juga penuh kontroversi. Ramai bahas awas antek2 komunis tapi Putin - nota bene - presiden negara komunis, malah dipuja-puji. Sedikit-sedikit tuduh presiden kita pencitraan, tapi sumringah sekali ketika berselfie ria bersama Trump, presiden yang kontroversial. Ehh..ada lagi, Kartini dibilang pemuas nafsu ?

NKRI adalah negara besar dan terhormat. Siapa yang membuatnya terhormat - kalau bukan kita2 warganya. Lha kalau kita saja sudah saling hina gimana ? Coba saja anda pergi ke negara lain...lalu hina presiden negara itu...bisa anda digebukin di jalan. Ini kita justru hina2 presiden sendiri. Dibilang lurah lah..PKI lah..turunan cina..dll. 

Kritis adalah baik - tapi beda dengan nyinyir ! Kritik itu untuk kebaikan..nyinyir itu buat fitnah sahaja.  Bangunlah rasa hormat dan optimisme , bukan sekedar nakuti2...awas, kalau terus sama si anu, negara hancur lho ! Lha , pas negara hancur krisis besar pas 1998, lah situ ada di mana ?

Contoh kerja nyata lebih baik daripada jago retorika..apalagi hanya retorika negatif . Jadilah baik, janganlah korup ! Contohkanlah yang baik, bukan nunjuk sana sini jadi setan...semoga bukan untuk  nunjuk sendirinya "allah". Daripada nunjuk , kan mending ngasih contoh baik. Misalnya..perkuat KPK gitu lho. 

NKRI tetap jaya, negara besar...bukan kerdil ! Kiranya damai bersama anda semua, bersama kita semua. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline