Lihat ke Halaman Asli

Tanwiratul Afidah

Mahasiswa IAIN Jember

Guru Manifestasi dari Kemuliaan

Diperbarui: 11 Maret 2020   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Istilah guru diartikan sebagai seorang pengajar dan pendidik di sebuah lembaga formal yang tugasnya itu mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, membimbing, membina, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Namun, arti luas seorang guru adalah siapa saja yang memberikan pengetahuan atau sebuah ilmu walaupun di luar lembaga formal, maka itu dikatakan sebagai guru.

Telah kita ketahui bahwa menjadi seorang guru merupakan profesi yang sangat mulia, hal itu salah satunya karena guru sebagai panutan atau inspirator bagi peserta didiknya. Bukan hanya itu, guru dipandang sebagai sosok yang mulia karena guru adalah suatu profesi yang melahirkan berbagai profesi. Contohnya saja seorang dokter, seseorang tidak akan menjadi dokter tanpa adanya didikan dari seorang guru, begitu pula dengan profesi lainnya, seperti arsitek, bidan, guru/dosen, dan polisi.

Kemuliaan seorang guru juga terlihat dari ilmu dan wawasan yang dimilikinya, mengapa demikian? Karena didalam al-Qur'an telah dijelaskan bahwasanya orang yang berilmu akan diangkat derajatnya, seperti dalam QS. al-Mujadalah ayat 11 yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu "Berilah kelapangan didalam majelis-majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti apa yang kamu kerjakan".

Seorang guru juga mulia karena guru tidak hanya menyimpan ilmunya sendiri, melainkan juga menyampaikannya kepada peserta didik dengan ikhlas tanpa mengharap balas jasa. Dalam hadits riwayat Abdullah bin 'Amr yang berbunyi "ballaghu 'annii walau ayah" yang artinya "sampaikanlah dariku walau satu ayat". Hadits tersebut menjelaskan bahwa orang yang berilmu wajib menyampaikan ilmunya kepada orang lain walaupun hanya satu ayat, maka dari itu seorang guru sudah menggugurkan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Kemuliaan seorang guru juga terlihat dari tugasnya membina peserta didik untuk berakhlak mulia dan meluruskan perilaku yang tidak baik, seperti dalam salah satu ayat al-Quran yang artinya "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali 'Imran (3): 104).

Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari hal yang mungkar adalah orang-orang yang beruntung. Artinya seorang guru yang salah satu tugasnya adalah membina (menyuruh kepada kebajikan dan mencegah dari hal-hal yang mungkar) sangat mulia di hadapan Allah. Bukan hanya mulia di hadapan Allah, tapi juga mulia di hadapan manusia. Hal itu dibuktikan dalam masyarakat, jika ada seorang guru yang datang ke lingkungannya maka guru itu akan disegani dan dihormati.

Memang, guru itu gajinya tidak seberapa, tapi berprofesi sebagai guru adalah sangat mulia, dan kemuliaan itu tidak bisa diukur dengan materi. Maka dari itu, jika hanya mengharap gaji yang besar, jangan berprofesi sebagai guru tapi bekerjalah sebagai pembisnis, karena yang diharap dari profesi guru itu adalah kebarokahannya bukan penghasilannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline