Lihat ke Halaman Asli

Tanti Rizkian Sari

Curious Person

Integritas Nasional: Paguyuban vs Patembayan

Diperbarui: 10 Juli 2017   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Integritas, sebagaimana tujuan yang selalu dicanangkan oleh negara Indonesia di atas multikulturalnya bangsa ini. Integritas yang artinya bersatu, tak terpecahbelah oleh adanya perbedaan, tidak mendeskriminasi, tak ada cemoohan yang berbau SARA, menjunjung sikap toleransi, dan tetap teguh pada pendirian Pancasila di tengah mengglobalnya globalisasi.

Integritas suatu bangsa tidak akan terwujud secara langsung dan berevolusi, melainkan dimulai dari suatu proses dan pada satu elemen sehingga akan mempengaruhi elemen-elemen lain dan barulah integritas nasional akan terwujud.

Maksud dari elemen-elemen tersebut adalah wilayah-wilayah kecil yang meliputi negara Indonesia, seperti sekolah, perguruan tinggi, lembaga-lembaga, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga mencakup nasional.

Integritas harus dicerminkan dari wilayah terkecil dahulu hingga kemudian akan meluas ke tahap yang lebih tingi. Disini kita dapat mengambil contoh integritas yang terdapat di desa. Desa merupakan suatu wilayah kecil dimana masyarakat yang berada di dalamnya memiliki rasa empati, simpati, dan perastuan yang tinggi diantara sesamanya.

Hal ini disebabkan karena mereka masih memiliki pemikirian bahwa mereka adalah satu keluarga, sehingga apabila terdapat aroma disintegrasi yang tercium di dalamnya, mereka akan langsung mengambil tindakan untuk diselesaikan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat. Begitu hebatnya pola kehidupan masyarakat desa. Namun kembali lagi kita akan mengambil contoh integrasi yang berada pada masyarakat kota. Seperti yang telah kita ketahui bersama, pola kehidupan masyarakat perkotaan sangat menjunjung tinggi hedonisme dan mutualisme, tak lazim jika tak berfoya-foya, tak mencari jika tak membutuhkan, dan tak membantu jika tak menguntungkan. 

Fenomena seperti ini disebabkan karena anggota dari masyarakat perkotaan ini berasal dari suku, agama, budaya, profesi yang berbeda sehingga menyebabkan kebutuhan mereka juga berbeda. Karena perbedan ini disinyalir sebagai faktor rendahnya interaksi diantara mereka sehingga berakibat tidak ada integritas yang terwujud. Padahal jika kita menilik secara seksama, masyarakat perkotaan adalah latar yang sangat memungkinkan sebagai cermin dari integritas nasional. Hal ini dikarenakan latar belakang dari masyarakat tersebut yang beragam. Namun apalah daya, ketika potensi yang dimiliki oleh masyarakat patembayan tersebut dikalahkan oleh sebuah paguyuban dengan potensi integritas yang kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline