Cashflow, dalam bahasa Indonesia adalah arus kas, mempunyai peran vital bagi sebuah entitas bisnis. Cashflow juga mengindikasikan bagaimana usaha dikelola dan prospek bisnisnya ke depan, Apabila cashflow usaha anda negatif, artinya pengeluaran dan pembayaran anda lebih besar dari penerimaan. Pertanyaannya: Bagaimana jika pemasukan lebih kecil dari pengeluaran?
Dalam usaha yang bersifat project, adalah wajar jika cashflow negatif di awal project. Ini karena perusahaan baru mendapat pembayaran uang muka untuk termin pertama. Sedangkan antara progress project di approved dan dibayar dengan jumlah pekerjaan aktual yang sudah dilakukan, biasanya pembayaran selalu berada di belakang. Itu sebabnya perusahaan perlu modal operasional untuk menjalankan usahanya selagi pembayaran belum sepenuhnya diterima.
Pengelolaan cashflow ini menjadi penting, karena perusahaan harus benar - benar mengoptimalkan modal kerja yang ada. Apabila modal kerja sampai habis ditenah jalan, konswensi ekonomisnya akan sangat besar, karena semakin lama proyek berlangsung dibandingkan jadwal semua, akan semakin besar pembengkakan anggaran proyek.
Dampak lain dari kehabisan cashflow ditengah jalan adalah laba perusahaan yang akan berkurang di samping citra perusahaan yang akan menurun. Padahal citra bagi entitas usaha adalah nyawa. Apabila citra terus menerus menurun maka perusahaan akan kesulitan untuk mendapatkan pelanggan pelangan baru dan pelanggan - pelanggan yang loyal.
Bagaimana solusinya?
Silahkan lihat di video youtube saya:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H