Lihat ke Halaman Asli

Accountant

Profesional

Mengapa Garuda Merugi Dilihat dari Laporan Posisi Keuangan

Diperbarui: 20 September 2018   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Grafis oleh Goenawan, CFP

Sebagai perusahaan maskapai nasional plat merah, Garuda Indonesia berhasil memposisikan diri sebagai maskapai penerbangan dengan dengan positioning dan branding yang kuat di kelas premium. Garuda Indonesia identik dengan tiketnya yang mahal tetapi juga memberikan experience dan kebangaan bagi pelanggannya. Sederhananya anda adalah orang penting dan bukan orang susah jika anda bepergian di dalam negeri menggunakan jasa Garuda Indonesia.

Tetapi ironisnya, dengan tiket dalam negeri yang terhitung mahal, secara finansial keuangan Garuda Indonesia tidak terlalu menggembirakan. Tercatat pada tahun 2017 mengalami kerugian bersih sebesar 155 juta US Dollar, sebelumnya tahun 2014 bahkan kerugian bersih sebesar 399,6 juta US Dollar.

Berikut ini analisa saya terhadap Laporan Posisi Keuangan Garuda Indonesia grup selama periode triwulan 1 2016 sampai dengan triwulan 2 2018. Temuan -- temuannya sebagai berikut.

Terjadi kenaikan liabilitas jangka pendek dan itu berdampak pada current ratio atau kemampuan perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Dengan Current ratio di kisaran 0,4 sd 0,5 artinya banyak kewajiban jangka pendek yang tidak bisa ditutupi oleh pendapatan yang diterima perusahaan. sehingga bisa dindikasikan akan mengganggu optimalisasi operasional perusahaan.

Kualitas supplier sebagai penopang operasional Garuda Indonesia hampir pasti tidak akan sebagus apabila kewajiban -- kewajiban jangka pendeknya dipenuhi dengan lancar.

Grafis oleh Goenawan, CFP

Aset tidak lancarnya cenderung naik, disisi lain aset lancar nya stagnan, ini mengindikasikan bahwa terjadi investasi barang modal tetapi tidak signifikan dan cenderung gradual. Sehingga tidak berdampak pada total sales yang stagnan. Perlu dievaluasi kembali belanja modal yang selama ini dilakukan.

Grafis oleh Goenawan, CFP

Kinerja perusahaan dalam hal ini ROA dan ROE, berfluktuasi antar plus dan minus. Ini artinya perusahaan sedang merugi dan perlu restrukturisasi permodalan dan hutangnya.

Jika mendapatkan pinjaman jangka panjang baru, perusahaan harus segera merestrukturisasai hutang jangka pendek terutama skema pengadaan pesawat antara sewa dan leasing.

Evaluasi Barang modal (fix aset) harus berorientasi pada kenaikan penjualan. Karena selama ini penjualan cenderung stagnam sehingga laba usaha tergerus.

Catatan: Semua Grafik diolah oleh pemilik berdasarkan data financial statement Garuda Indonesia

Selengkapnya silahkan lihat di channel youtube saya berikut ini:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline