Lihat ke Halaman Asli

Bicara #Optimis

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika saya membicarakan tentang optimisme yang harus kita bangun, banyak dari mereka yang justru semakin pesimis. Mereka antara lain berkata:

"Bagaimana kita harus optimis, sementara harga-harga bahan pokok terus melambung".

"Bagaimana bisa optimis, negeri kita dipimpin oleh mereka yang seperti ini".

Begitu seterusnya.

Saya tersenyum. Jadi teringat ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib juga diprotes oleh rakyatnya dengan nada pesimis.

"Wahai Khalifah. Mengapa ketika di Jaman Khalifah Abu Bakar, rakyat demikian nyaman dan bahagia. Sementara di Jaman Anda, kok seperti ini?"

Ali dengan senyum kecil menjawab:

"Jika di Jaman Abu Bakar, rakyatnya adalah (orang seperti) saya; sedangkan pada jaman saya, rakyatnya (orangnya) seperti kamu."

***

Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, kelas sosial, variasi sistem hidup, dan sebagainya. Dengan ilmu sosiologi, saya memahami beberapa hal berikut:

1. Masyarakat merupakan cerminan dari realitas sosial. Artinya, apa yang terjadi pada masyarakat, berarti itu merupakan kebenaran sosial. Dari kebenaran sosial inilah maka energi sosial ditransformasikan sedemikian rupa menjadi tindakan yang legal-rasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline