menatap jingga langit
mengingatkanku pada tapak kematian
ada hulu resah
menyebar bau busuk
nyengat
hingga ke jantung
sepasukan anak lapar
nadah mangkok tempurung
sambil membaurkan wajahnya
ke lubuk lapar
detak jantungku
ingin berhenti
tapi
bagaimana mungkin?
jika mati
menyajikan ketentraman
bisakah jutaan anak terbebas dari ketiadaanpangan?
menatap jingga langit
aku jadi ingin memimpin pemberontakan
memenggal kepala para jenderal
membunuh kau presiden durja
agar anakku dapat hidup dalam kesejahteraan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H