Novel Rahvayana Aku Lala Padamu karya Sujiwo Tejo menceritakan tentang kisah sosok Rahwana yang jatuh hati kepada Sinta. Novel ini berisikan surat-surat cinta yang dikirimkan Rahwana kepada pujaan hatinya tersebut. Dalam novel ini banyak dimasukan latar dari dunia modern meskipun novel ini menceritakan kisah tokoh pewayangan.
Pada novel Rahvayana Aku Lala Padamu karya Sujiwo Tejo disajikan latar tempat sebagai gambaran dari tiap tiap adegan. Latar tempat dalam novel Rahvayan juga memberikan daya imajinatif kepada para pembaca mengenai sedang di mana dan melakukan apa karakter dari novel tersebut. Misalnya saja pada adegan di Candi Borobudur, Bandara Ngurah Rai bali, lobi hotel, dan sebagainya.
Latar waktu pada novel Rahvayana Aku Lala Padamu memberikan beragam suasana yang dialami oleh para tokoh. Meski latar waktu tidak menunjukan peristiwa yang dialami pada masa sekarang, tetapi latar waktu yang disajikan memberikan informasi waktu yang dialami para karakter meskipun lampau, sebab novel ini menceritakan surat-surat yang dikirimkan Rahwana kepada Sinta. Latar waktu pada novel ini juga banyak menyuguhi periode yang tidak lazim dialami manusia. Misalnya saja pada pernyataan Rahwana yang mengatakan bahwa adiknya Kumbakarna bisa tertidur sampai berbulan-bulan. Atau Raja Janaka yang membutuhkan waktu empat puluh hari empat puluh malam hanya untuk memikirkan nama yang cocok untuk diberikan pada bayi yang ditemui warga di sungai.
Latar sosial dalam novel Rahvayana Aku Lala Padamu juga memberikan daya imajinatif kepada para pembaca mengenai pembentukan watak dari para karakter. Contohnya saja pada karakter Rahwana dan Sinta yang digambarkan memiliki latar sosial yang cukup berbeda. Sinta digambarkan sebagai seorang gadis cantik yang diasuh oleh Prabu Janaka. Ditambah dengan unsur modern, Sinta juga pintar dan fasih beberapa bahasa asing. Sedangkan Rahwana digambarkan sebagai karakter yang jatuh cinta kepada Sinta dan terus mengiriminya surat meskipun tidak kunjung mendapatkan balasan.
Selain itu, latar sosial dalam novel ini banyak menyajikan gambaran realita kehidupan manusia. Seperti pada kutipan "Ibu-ibu dan kaum perempuan belanja di sana. Mereka dengan sombongnya menenteng tas-tas bermerek. Kamu malah membeli kalung logam yang sangat mahal, tapi tak seorang pun tahu bahwa itu bikinan Christian Dior". Dalam kalimat tersebut mengungkapkan realita manusia dengan sifat sombongnya menenteng tas-tas bermerek. Dengan melihat latar tempat, waktu dan sosial dalam novel Rahvayana Aku Lala Padamu dapat kita lihat bahwa dalam novel ini, Sujiwo Tejo mengkolaborasikan tokoh pewayangan dengan kehidupan moderen era milenial.