Lihat ke Halaman Asli

Boeng Tan

Philosophy Activist

Hamba Cinta

Diperbarui: 4 Mei 2023   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: alif.id

Aku menundukan kepala seraya menetra penggalan-penggalan diksi.
Aku menekuri lembaran teka-teki fiksi.
Aku bangkit membolak-balik halaman untuk menyisi makna-makna suci.
Aku mabuk dalam kesunyian yang terjahit aksi, bahagia nan ilusi akibat kebohongan yang didekorasi.

Tapi bukan itu tujuannya, keberkelanaan kita mestinya menyusuri mantra-mantra suhfi.
Karena manusia hanya apa yang terbahasakan dalam kitab-kitab suci.
Majdub hanya mereka yang tersihir percikan-percikan cinta makrifati
Sebab kekasih telah menenggelamkannya dalam lautan luas sunyi tak bertepi

Aku menyusuri hutan berkelana dalam tafsir-tafsir kehidupan nan hampa
Hamba papa yang hina, mengais demi hangatnya pelukan cinta
Dalam sujud-sujud aku mengemis kasih, hatiku ribang akan sayu wajah cinta
Oh kekasih, aku menyebutmu dalam lantutan-lantunan merayu dan menyapa

Pada helai kain terakhir, aku tuliskan dengan tinta darah
Padanya yang memiliki segalanya dengan segala harap aku datang
Akankah ibadahku yang singkat dan tulus ini mampu menghapus dosa dan meleburkan murka
Jika iya, jangan pernah palingkan wajahmu dari aku yang merindukan.

Kali Inggoi, 22 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline