Lihat ke Halaman Asli

Fahrul Tanjung

Sekarang menjadi sastrawan Indonesia

Bangsa Menangis

Diperbarui: 25 Agustus 2020   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bangsa menangis
Fahrul Tanjung

Bilik bilik Awan menawan di angkasa
Bernari nari dengan membawa kabar dunia
Cahaya menyingsing awan terindah
Membawa hal yang ingin di bicarakan oleh kita

Merintih dan berpeluh di gambarkan oleh alam ini juah
Merasakan paru paru dunia mulai hilang di telan masa
Habis gundul di bawa tangan manusia
Ini karena kita kurang perhatian pejabat negara

Lubuk hati paling dalam berkata
Tujuh puluh lima tahun kita sudah merdeka
Dengan harapan kita maju dan sejahtera
Tapi pupus karena mereka di atas gontok-gontokan sana sini tak berguna

Berfikir kritis timbul dalam raut wajah anak bangsa
Kita tak butuh duduk di kursi pejabat negara
Yang kita butuhkan orang membawa perubahan

Sudah peluh ini keringat mendengar janji tak berguna
Tertetes air mata pun sudah habis karena ketindasan rakyat jelata

Aduh argumen di pejabat negara
Tapi tak melihat rakyat mengemis pekerjaan di negara tercinta
Berharap punya banyak tak terkira
Kini berjuang untuk membawa perubahan untuk bangsa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline