Lihat ke Halaman Asli

Fahrul Tanjung

Sekarang menjadi sastrawan Indonesia

Menjaga Hutan

Diperbarui: 17 Juli 2020   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menjaga hutan
Fahrul Tanjung

Rerumputan berlambai lambai dalam semilir angin mendalam
Menciptakan rasa dalam malam
Menyambut hati yang padam

Berlabuh di lautan senja yang menawan
Melukis rawut wajah terdalam
Lempengan makna dalam hidup tak bertuan

Dalam jiwa mengebu gebu tak karuan
Ku mencoba menuliskan bait sajak tentang alam
Yang kini telah hilang berterbangan

Alam mulai rapuh dalam insan
Oleh tangan manusia tak bertuan
Tak tau jaga alam
Hanya bisa membakar dan merusak ciptaan tuhan

Binatang hutan mati kelaparan
Kita disini ongkang ongkang kaki menghamburkan uang
Di mana hati nurani setiap insan
Tak tergerak kah hati untuk alam

Kebakaran hutan tak tertahankan
Dari pulau Riau sampai Kalimantan
Dasar pencundang
Tak berfikir panjang
Bertindak pakai hawa nafsu setan

Hewan hutan menangis dan marah dengan insan
Paru paru dunia sudah hilang
Negeri tercinta hanya tersisa pecundang
Yang mati terkungkung karena harta yang mendalam
Tinggal nunggu azab dari Tuhan

Pandanglah dunia wahai kawan
Gerak kan hati kita merawat hutan
Kembalikan surga dunia kawan
Mari gerak bersatu padu menjaga hutan

Stop kebarakan hutan
Saat nya melestarikan hutan
Biar fotosintesis berubah seketika
Menjadi indah nan menawan
Melukis kan negara menjadi hutan dunia tak tergantikan

Berjibaku kita kawan
Kobarkan lawan pembakaran hutan
Berakhir manis setiap insan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline