Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Perempuan yang Berani Memilih?

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Aku terpaksa harus pergi, mbak, aku tak tahan menunggu mas Bejo, yang seperti orang linglung dan tak bertanggung jawab." ungkap Susiati seorang TKI di Taiwan saat memulai cerita padaku.

Aku melihat ada getir dimatanya, aku melihat ada beban berat dipundaknya. Perempuan 37 tahun itu tersenyum, walau senyum itu seperti dipaksakan.Sambil menyerutup teh kotak dengan sedotan yang dalam, Susi seperti ingin mengeluarkan semua resahnya.Ya, Resah dari seorang perempaun yang terpaksa meninggalkan kampung dan anak-anaknya untuk pergi dan bekerja sebagai TKW. Susiati,terpaksa diusianya yang telah berumur itu terpaksa mesti menggantikan peran Bejo suaminya. Bejo sejak awal menikah dengan Susiati 15 tahun lalu bisa dikatakan tak bisa menafkahi keluarga, lantaran ia hanya pekerja serabutan. Terkadang ada yang mengajak ke ladang, ia pergi ke ladang, terkadang ada yang mengajak nguli, ia pun berangkat nguli.Jika tak menemukan pekerjaan Bejo lebih suka tidur di rumah dan mengelus-elus ayam jagonya.

Karena kebutuhannya kian membukit, seiring dengan semakin mahalnya barang-barang kebutuhan, seperti minyak, beras, gula, atau bayar listrik, bayar sekolah, bayar iuran ngaji anak-anknya. Susiati dan Bejo terpaksa setiap hari hidup dengan mengeratkan pinggangnya.Mereka pasrah jalani kehidupan ini dengan serba pas-pasan hingga anak-anak yang terpaksa pula mengikuti ritme orang tuanya dengan pas-pasan pula. Sekolah dengan jalan kaki, sementara yang lain sudah bersepeda mini. Uang jajan hanya cukup seadaanya sementara yang lain bisa jajan berkali-kali. Bahkan seragam dan sepatu sekolah terkadang bergantian antara adik dan kakak." Waktu itu semua hanya cukup untuk makan saja mbak, yang paling menyedihkan jika mulai bayar sekolah datang, tagihan listrik datang  rasanya kepala sangat puyeng." urai Susi."Untuk itu mbak,aku putuskan untuk pergi saja. Aku putuskan untuk jadi TKW saja. Mungkin dengan jadi TKW aku bisa merubah kehidupan rumah tanggaku jadi lebih mapan dan lebih baik.Karena Mas Bejo juga begitu-begitu saja. Seperti tak tergerak untuk berbuat yang lebih baik."

Aku mengerti apa yang dirasakan Susiati, keputusannya pergi karena ingin masa depannya,masa depan anak-anaknya, termasuk juga masa tuanya. Ia tak ingin kehidupan ini hanya bisa dipenuhi dengan  kerja yang hasilnya hanya bisa untuk memenuhi makan hari tu saja.Ia ingin hidup lumrah seperti yang lainnya.Sebenarnya keinginan Susi bukanlah keinginan yang muluk-muluk.

Namun kenapa yang mesti berani melangkah, yang berani mengambil keputusan malah Susiati, bukan Bejo? padahal seharusnya Bejolah yang brertangung jawab akan dibawa kemanan sampan rumah tangganya. Akan dibawa ke arah kecukupan atau kekurangan? Bejolah yang seharusnya mempergunakan otot-otot yang di berkahkan Tuhan untuknya, untuk menyangga tubuh sekaligus menyangga keluarganya. Tetapi apa yang terjadi..?apa yang dilakukan Bejo? Padahal saat itu ,dalam hati Susi berharap Bejo berkata,"Dik aku tak ikut Supri, atau Seno, mereka kerja di Sumatra kok hidupnya layak." Atau apalah yang penting punya inisiatif dari pada hanya sekedar menunggu tetesan rejeki di kampung.Tetapi itu tak di temukan di diri Bejo.

Hingga akhirnya, Susilah yang menggantikan tenaga Bejo untuk bekerja, siang malam mengurus nenek jompo di wilayah Banciaou Taiwan. Selain itu Susi juga masih harus mengurus dua orang anak majikan yang masih berusia 3 dan 1 tahun. Duuh betapa repotnya.Betapa Susi telah bekerja dengan mnggadaikan hati dan perasaannya, Betapa Susi telah bekerja dengan beban rindu pada anak dan kampungnya. Betapa  Susi bekerja dengan tangan dan bibir pecah-pecah karena menahan hawa dingin yang tak terbiasa.Sementara Bejo, apa yang dilakukannya? Menurut Susi paling-paling ber SMS" Dik kapan kiriman uangnya?"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline