Lihat ke Halaman Asli

Tania Ernawan

Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Padjajaran

Maraknya Gejala Baru dalam Kehidupan Masyarakat, Fenomena Fear of Missing Out (FoMO) pada Kalangan Mahasiswa

Diperbarui: 12 Desember 2022   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Tania Ernawan dan  Dr. Maulana Irfan, S.Sos., M.I.Kom. (Dosen Sosiologi Komunikasi FISIP Unpad)

                                                                                                        

Dewasa ini, internet sudah menjadi suatu kebutuhan penting bagi masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan internet dari hari ke hari, tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. 

Dengan adanya internet, seseorang dapat mengakses dan menemukan beragam informasi dari berbagai dunia. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2019-2020, jumlah penetrasi pengguna internet di indonesia sebesar 73,7% yaitu 196,71 juta jiwa dari total populasi 266,91 juta jiwa penduduk Indonesia (APJII, 2020). 

Perkembangan internet yang terus mengalami peningkatan pesat menjadikan masyarakat dari berbagai belahan dunia dapat berinteraksi dengan orang lain melalui jejaring sosial atau biasa disebut dengan istilah media sosial. Media sosial merupakan suatu sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi berupa teks, gambar, audio dan video satu sama lain (Philip Kotler & Kevin Keller, 2012;568). 

Berbagai macam aplikasi media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Line, Twitter, Linkedln, Telegram, Facebook dan lain sebagai hadir mewarnai kehidupan di masyarakat dimana pengguna dari media sosial dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. Akan tetapi, usia remaja atau generasi milenial yang paling banyak menggunakan internet. 

Hal ini dapat dilihat dari hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di mana tingkat penetrasi internet di kelompok usia 13-18 tahun mencapai 99,16% dan kelompok usia 19-34 tahun sebesar 98,64% pada 2021-2022.

 Dengan adanya internet dan media sosial masyarakat dapat mengetahui berbagai informasi dari seluruh dunia, membantu kehidupan sehari-hari, akan tetapi internet dan media sosial melahirkan gejala baru dalam kehidupan masyarakat yaitu FoMO (Fear of Missing Out). FoMO merupakan salah satu bentuk kecemasan seperti perasaan gelisah dan takut yang secara terus menerus ketika mengetahui orang lain sedang mengalami hal yang menyenangkan dan kita tidak ada di situ atau tidak terlibat didalamnya. 

Artinya, FoMO salah satu bentuk dari kecemasan terutama melalui media sosial dengan tiga indikator FoMO yaitu kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan. Istilah FoMO diperkenalkan oleh Patrick Mc Gannis dalam artikel yang berjudul "Social Theory at HBS: McGinnis'Two FOs". Orang yang sering menggunakan media sosial paling rentan terkena FoMO. 

Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kintan Komala, Imas Rafiyah dan Witdiawati yang berjudul "Gambaran Fear of Missing Out (FoMO) pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan" hasil penelitian menunjukkan dari 242 responden, sebagian besar responden mengalami FoMO level sedang sebanyak 67,8% sehingga perlu adanya edukasi dan konseling bagi mahasiswa terkait Fear of Missing Out. 

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Lisya Septiani Putri, Dadang Hikmah Purnama, dan Abdullah Idi yang berjudul  "Gaya Hidup Mahasiswa Pengidap Fear Of Missing Out di Kota Palembang" dimana mahasiswa FoMO mengekspresikan pola hidupnya dengan hal-hal yang berlebihan, tidak dapat mengontrol diri untuk terus terhubung dengan aktivitas orang lain dan mengabaikan aktivitas sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline