Lihat ke Halaman Asli

Tania Salma

Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Surabaya

Membaca Kritis untuk Menangkal Hoaks Terkait Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Diperbarui: 28 Maret 2024   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Membaca kritis adalah kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi dengan hati-hati, terutama dalam hal menangkal hoaks atau berita palsu. Dalam konteks layanan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah, membaca kritis dapat membantu siswa dalam memahami dan menangkal hoaks yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam layanan BK.

Pertama, siswa dilatih untuk mengidentifikasi sumber informasi yang dapat dipercaya. Mereka diajarkan untuk mencari tahu asal-usul informasi, apakah berasal dari sumber yang terpercaya dan kredibel. Hal ini penting karena hoaks sering kali berasal dari sumber yang tidak dapat dipercaya atau memiliki motif tertentu.

Kedua, siswa diajarkan untuk menganalisis konten informasi secara kritis. Mereka diajarkan untuk tidak menerima informasi begitu saja, tetapi mengkaji isinya dengan hati-hati. Mereka diajarkan untuk mempertanyakan apakah informasi tersebut didukung oleh fakta dan data yang valid. Selain itu, mereka juga diajarkan untuk mempertanyakan apakah informasi tersebut logis dan tidak mengandung bias atau agenda tertentu.

Ketiga, siswa dilatih untuk melakukan verifikasi informasi. Mereka diajarkan untuk mencari informasi tambahan dari sumber lain untuk memverifikasi kebenaran informasi yang diterima. Dengan melakukan verifikasi, siswa dapat memastikan bahwa informasi yang mereka terima adalah benar dan tidak hanya berdasarkan hoaks atau berita palsu.

Dalam layanan BK, kemampuan membaca kritis dapat diterapkan dalam berbagai topik, seperti kesehatan mental, karir, dan pengembangan diri. Dengan memiliki kemampuan ini, siswa diharapkan dapat menjadi lebih waspada terhadap hoaks atau informasi yang menyesatkan, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih baik dan mencapai kesejahteraan yang optimal.

Dengan membaca kritis, siswa dapat menjadi lebih waspada terhadap hoaks dan berita palsu yang dapat merugikan mereka secara pribadi maupun dalam konteks layanan BK di sekolah. Mereka akan menjadi lebih terampil dalam membedakan informasi yang benar dan dapat dipercaya dari informasi yang tidak valid atau palsu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline