Lihat ke Halaman Asli

Tania Tan

You can if you think you can.

Gaya Hidup Minimalis, Positive Vibes dan Bikin Bahagia!

Diperbarui: 23 Maret 2021   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: tiktok.com/#positivevibes

"Banyak dari kita, apalagi usia remaja sering menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak terlalu penting atau tidak dibutuhkan. Masa muda memang masa dimana kita menjadi bintang dan ingin mengekspersikan diri kita. Namun, perlu diperhatikan cara ekspersi diri tersebut jangan sampai merugikan diri sendiri apalagi orang lain. Lebih baik menabung dari pada mengahbiskan sejumlah uang hanya untuk bersenang-senang yang tidak jelas. Menabung adalah investasi. Kadang kala, sebagai anak muda harus punya mindset yang jernih agar bisa menentukan dan memutuskan pilihan yang berdampak baik untuk kedepannya." 

Anda baca kalimat pembuka di atas? Kalimat tersebut cukup panjang dan sebenarnya hal yang dibicarakan adalah kebenaran. Dan saya cukup tertampar karena yang menulis adalah saya dan saya merasa menyindir diris sendiri.Seperti yang kita tahu, sebagai anak muda kita sudah harus mempertimbangkan segalanya sejak dini, apa yang kita lakukan sekarang pasrti akan berdampak untuk kedepannya. Tapi, masalahnya untuk merealisasikannya bukan hal yang mudah, apalagi jika anda tumbuh kebiasaan denga hidup boros. Saya pernah baca quotesnya "Just Talking No Action, It's Mean Nothing", jadi jika hanya bicara dan tidak dilakukan sama saja bohong.

Perkara menabung terlihat simple tetapi tahukah anda, hal tersebut sangat sulit untuk di realisasikan. Namun ada quotes lagi nih teman-teman, "Sulit, Bukan Berarti Tidak Mungkin". Semuanya bisa-bisa saja kalau ada niat dan kemauan 'kata semua orang'.

Jadi, selain berbincang tetang masalah keborosan ini, ada hal yang bisa saya bagikan agar hidup hemat/ tidak boros bisa terealisasikan, chect it out:

"Gaya hidup minimalis menjadi salah satu alternatif agar dapat bertahan di tengah berbagai tantangan termasuk kondisi ekonomi dunia. Inilah yang menjadi bagian dari karakter kaum milenial."

Melihat kondisi sekarang, gaya hidup minimalis dapat menjadi pilihan yang tepat bagi para kaum millennial bahkan ke semua orang. Masa pandemic ini banyak orang mengalami kesulitan kondisi keuangan. Di lansir dari (Kompas, 2020), kondisi pekerjaan, keuangan, dan pangan keluarga memburuk selama masa pandemic.

Berdasarkan artikel berita yang saya baca, (Tirto, 2017) mengenai "kepuasaan hidup dari gaya minimalis para millennial", Joshua Fields Millburn, adalah orang yang merasa hidupnya tidak bahagia setelah sang Ibu meninggal. Dari dulu, ia selalu mudah mendapatkan apa yang ia nginkan". Singkatkanya, ia bertemu dengan Colin Wright, orang yang berkeliling dunia dengan hanya 51 barang. Ia berkenalan dengan Wright yang menerapkan gaya hidup minimalis. Millburn pun memutuskan untuk mencoba gaya hidup minimalis ini.

Millburn memulainya dengan menyingkirkan barang-barang, seperti televisi dan pemutar DVD-nya hingga karya seni miliknya. Ia pun memutuskan untuk pindah ke rumah yang lebih kecil. "Semua yang saya dimiliki tidak membuat saya bahagia, dan lebih buruk, itu mengganggu saya dari hal pokok yang telah membawa saya pada kebahagiaan,"

Gaya hidup minimalis ini tak hanya berkembang di Amerika Serikat. Di Jepang juga demikian. Penganut gaya hidup minimalis di Negeri Sakura ini juga mulai bertambah. Kemudian, Indonesia juga salah satunya. Dilihat dengan adanya, pemberitaan artikel berita mengenai hidup minimalis dan juga komunitas yang kelompok analisis yaitu Minimalistmom.id, gaya hidup minimalis sudah berkembang dan merata dengan berbagai cara mengajak orang-orang kerap menerapkan hidup minimalis seperti pada komunitas yang kelompok teliti.

"Hidup Minimalis Bisa Membuat Kita Meras BAHAGIA" -Minimalistmom.id


instagram.com/minimalistmoms.id

Gaya hidup minimalis ini sudah banyak dilirik oleh orang-orang didunia. Salah satu generasi yang paling banyak menerapkannya dilansir dari (Tirto, 2017) adalah generasi milenial. Dalam sebuah survei yang mereka lakukan, disebutkan bahwa 78 persen dari generasi milenial memilih mengalokasikan pengeluaran mereka untuk hal-hal yang bisa memperkaya pengalaman mereka daripada barang-barang material.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline