Lihat ke Halaman Asli

Penghormatan Pada Penolakan

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_261066" align="alignright" width="295" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Hari-hari ini sepertinya negeri ini masih dihiruk-pikuk oleh persoalan agama yang duduk persoalannya dimulai dari kekerasan yang terjadi atas penolakan pendirian rumah ibadah. Kalaupun ada yang mencoba-coba mencari benang merah kejadian tersebut dengan kejadian pembakaran kitab suci dan penolakan pembangunan pusat keagamaan di negeri yang sudah terkenal dengan kehidupan demokrasinya, maka sebaiknya itu tidaklah pernah benar. Karena apa yang seharusnya terjadi di negeri orang meskipun berkaitan dengan kehidupan keagamaan, hendaklah rasa kebangsaan dan nasionalisme jauh melampui keinginan kita untuk tetap membangun tatanan kehidupan beragama yang harmonis dan dinamis di negeri yang menjiwai Pancasila ini.

Apapun pemahaman kita tentang toleransi, tapi istilah inilah yang masih penting menjadi pedoman dan pegangan bersama bagi terwujudnya kehidupan umat beragama yang damai dan tenteram.

Kebebasan beragama sebagaimana terkandung dalam konstitusi negara kita hendaklah dipahami dan dihayati bersama sebagai pendorong untuk mewujudkan negara yang kuat dalam perbedaannya. Tak ada lagi provokasi dan kehendak buruk untuk meruntuhkan tiang-tiang kebebasan beragama di republik yang bersemboyankan Bhineka Tunggal Ika ini.

Namun, meskipun demikian, tidaklah berarti kehidupan beragama menjadi bebas sebebasnya. Aturan main untuk menjaga hal ini dalam sebuah negara sudah barang tentu menjadi sangat penting. Jadi tidaklah kita harus apriori akan aturan dan peraturan yang ada, karena semuanya disusun dan dihasilkan untuk kebaikan kehidupan beragama secara bersama-sama.

Apa yang hingga hari ini masih menjadi isu dan perhatian seluruh elemen bangsa di republik ini, hendaklah tidak sekedar menyelesaikan satu persoalan yang sedang terjadi saja, tetapi sebaiknyalah merumuskan langkah-langkah maupun jalan keluar yang akan menghentikan lahirnya persoalan yang sama, yang masih mungkin terjadi kedepannya.

Negeri ini sudah seharusnya keluar dari belenggu-belenggu perbedaan yang dipertentangkan. Dan sudah sepantasnya pula untuk terus-menerus berada pada posisi yang saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada.

Meskipun banyak pihak berada pada posisi mendukung kebebasan beragama dengan melihat kekurangpantasan tindakan yang dilakukan oleh para pelaku kekerasan, namun perhatian pada keadaan warga yang merasa terganggu kenyamanan dan ketertibannya juga patutlah dicermati dengan seksama. Tentunya tidaklah bisa begitu saja menyalahkan orang-orang yang melakukan penolakan tersebut, karena memang ada alasan yang harus dihormati, sebagaimana warga amerika yang juga menolak pembangunan masjid dan pusat kebudayaan Islam di kota New York.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline