Ini uneg-uneg saya sendiri, bisa dikatakan perjalanan hidup. Saya berlatar belakang ilmu sosial suka sejarah dan suka baca. Cita-cita ingin jadi diplomat namun tak pernah selesai kuliah. Premis jika kalian bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu maka kalian akan panen dari usaha tersebut.
Namun itu hanya sekelumit dari long journey, saya mbolang sekitar Jawa Timur lalu sebentar di Kalimantan Timur. Masih lanjut ke ibukota sebentar juga. Akhirnya memutuskan pulang dan mencoba peluang berwiraswasta. Itupun seni mbolang masih melekat.
Yang lain bagai pembalap formula satu yang berkejaran di sirkuit, saya baru merancang mau ikut arus atau membuat arus. Semua proses saya lakukan begitu saja hampir tanpa makna.
Namun dibalik itu semua terkandung hikmah bahwa belajar itu tak kenal waktu. Ia adalah proses berkesinambungan ibarat mesin ia tak boleh berhenti. Sekali berhenti maka macet dan start mulai awal yang berat.
Dari rangkaian belajar terus menerus maka kata puas semakin tergerus. Belajar membuatku semakin haus untuk mengetahui. Bahkan diluar bidang selama ini berjualan dan memasarkan barang dan atau jasa. Saya merambah menjadi penyelenggara pemilu tingkat desa.
Maka bertambah wawasan dan jangkauan itu pasti dan proses belajar masih berjalan. Itulah sekelumit kisah yang tidak lurus lurus saja dalam perjalananku. Selebihnya hanya coretan garis waktu antara masa lalu sekarang dan yang akan datang.
Saya bisa dijumpai juga di tangguhmultirole.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H