Lihat ke Halaman Asli

Tony Herdianto

Suka kopi dan jajanan

Setelah Kencing Lalu Lari Begitu Saja

Diperbarui: 20 Agustus 2021   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Begitulah Amerika dan sekutunya , setelah mengobrak-abrik Taliban kini mereka pulang sebagai pengecut. Rakyat Afghanistan dibiarkan sekali lagi di rimba belantara politik warlord yang harus kekuasaan. Entah apa yang ada dalam benak rakyat Afghanistan saat sekarang. Marah,kecewa,putus asa bahkan kalau tidak bunuh diri bisa juga kegilaan melanda.

Terutama perempuan dan anak-anak, mereka inilah yang paling menderita setiap chaos melanda. Sesudah 20 tahun dalam rimba kuasi demokrasi hegemoni Amerika dan sekutunya. Sekali lagi mereka dihadapkan kenyataan kembalinya Taliban.

Secara umum kekuasaan mereka yang singkat setelah hengkangnya Uni Soviet maka nightmare terhampar dalam sanubari setiap rakyat Afghanistan yang pernah hidup saat Taliban berkuasa.

Namun temuan terakhir tentang pragmatisme Taliban ternyata juga bisa berunding soal sumber daya alam. Entah ini rumor atau pelarian dari sekian puluh tahun opium menjadi pendapatan strategis buat Taliban.

Harapan saya semoga rakyat Afghanistan segera menemukan kejelasan setelah huru hara. Ini kenapa suatu kekuasaan negara tegak karena didalamnya sekumpulan manusia yang majemuk visi dan misi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline