Penegakan hukum jalan terus di tengah wabah yang belum menunjukkan tanda-tanda akan segera usai. Ini terbukti setelah KPK menangkap Nurhadi bekas sekretaris MA. Selicin belut untuk menangkap bekas sekretaris ini. Namun KPK tetap bekerja dalam senyap.
Tetapi yang bikin hati teriris adalah vonis ringan kepada penyerang Novel Baswedan. Penyidik KPK ini seolah dipermainkan setelah terkatung katung sekian tahun. Sambil mengelus dada saya hanya terpana sambail bergumam "bangsaku ".
Namun KPK harus tetap bangkit keadilan harus ditegakkan sekalipun langit runtuh. Untuk Novel Baswedan tetaplah berjuang dan berbesar hati, Gusti Allah ora sare.
Poin tertinggi adalah tetap bekerja terukur dan terarah untuk KPK. Harapan tertinggi masyarakat Indonesia adalah KPK sebagai garda terdepan pemberantasan korupsi yang semakin menjadi-jadi. Kelak akan datang agen KPK sekelas Novel Baswedan yang siap bekerja pantang mundur.
Bahkan berita terakhir saya baca di media daring adalah penangkapan direktur BUMN strategis. Sekali lagi selamat untuk KPK. Kepada generasi muda bangsa tetaplah berjuang dan selalu menyemangati kerja KPK untuk memberantas korupsi.
Memang tema satu ini membosankan,tapi apa boleh buat lha ini hampir seperti gunung es. Ya harus terus diberantas dan disebarluaskan siapa saja yang terlibat dalam kasus korupsi. Bahkan level lebih tinggi adalah pencucian uang hasil korupsi. Maka peran lembaga PPATK juga seiring sejalan dengan KPK.
Bahkan wabah saat sekarang tak mampu meredam mereka untuk berbuat culas. Maka hal itulah KPK berdiri sampai saat sekarang dan mungkin juga nanti. Soalnya lembaga ini paling banyak menerima serangan. Ibarat main bola maka mulai striker, tengah, palang pintu hingga kiper KPK harus siap 24 jam sehari semalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H