Lihat ke Halaman Asli

Roda pedati

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Aku jadi teringat ucapan seorang sahabatku “Hidup ini bagaikan roda pedati. Kadang di atas, kadang di samping dan kadang pula di bawah”. Benar juga jika kita perhatikan bahwa perputaran siklus kehidupan akan terus berputar seiring dengan bertambahnya sang waktu.  Bagaikan roda pedati yang berjalan, kecepatan perputarannya amat bergantung dari kondisi si sapi yang menarik pedati dan usaha si kusir yang mengendalikan pedatinya. Jika sapinya dalam kondisi fit, makanannya dipilihkan dari rumput yang terbaik, kemudian ditambahkan konsentrat dan multi vitamin, kandangnya bersih, maka si sapi pun akan menarik pedati dengan full power dan ngejoss.. jadi roda pedati pun akan berputar dengan lancar. Sebaliknya, jika sapinya tidak diberi makanan cukup, lingkungannya kotor, maka sapinya pun akan loyo dan akan menarik pedati dengan ogah2an..

Maksudnya bahwa di dalam mengarungi kehidupan dunia harus didasarkan pada jiwa dan hati yang bersih, jujur dan selalu berpegang teguh pada ajaran agama. Tubuh kita perlu makanan yang sehat dan bergizi, begitu juga hati kita. Hati kita butuh makanan dan siraman rohani yaitu nasehat-nasehat agama, mengaji dan dzikir kepada Allah. Jika hati kita selalu tawadhu dan tawakkal kepada Allah, maka roda akan berputar dengan lancar dan kita akan sampai kepada tujuan yang kita inginkan yaitu mati masuk surga terhindar dari siksa neraka.

Kalo kita hitung dalam 24 jam sehari semalam, berapa jam yang kita gunakan untuk ibadah? Sholat, paling 10 menit X 5 kali = 50 menit atau taruhlah 1 jam. Selebihnya…? Masih ada 23 jam lagi.. Terkadang kita tidak menyadari membuang waktu begitu saja tanpa arti, sementara waktu terus berjalan dan ajal pun akan datang menjemput kita. Marilah kita isi waktu kita yang sedikit ini dengan banyak ibadah kepada Allah, perbanyak sholat sunnah Dhuha, sholat malam, sholat tasbih, perbanyak mengaji dan membaca Al Qur’an, puasa sunnah dan shodaqoh jariyah. Sehingga kita punya amalan andalan. Dalam Al Qur’an dikisahkan tentang Ashabul Kahfi yaitu beberapa pemuda yang terperangkap di dalam gua. Mereka memohon dan berdoa kepada Allah dan menyebut amalan andalan mereka. Akhirnya Allah meng-ijabah doa mereka dan pintu gua pun sedikit demi sedikit mulai terbuka.

Begitu juga dengan peran sang kusir akan menentukan kemana berjalannya pedati tersebut. Apakah akan jalan lurus, belok kanan, ataukah berputar arah. Bagaimana mengendalikan pedatinya ketika melalui jalan yang menanjak atau jalan yang berkelok-kelok dan berbatu sehingga rodanya tetap berputar dan tidak terperosok ke dalam lubang. Artinya dalam kita berusaha mencari rizki kepada Allah haruslah rizki yang halalan thoyyiban. Bagaimanapun sulitnya lika-liku hidup kita, janganlah terpengaruh bisikan syaitan untuk mencari jalan yang tidak halal. Apalagi sampai beranggapan “Yang haram aja susah.. apa lagi yang halal..” Masya Allah..! Na’udzu billahi min dzalik…

Walaupun sedikit tapi jika halal maka rizki itu akan cukup dan barokah. Tapi jika tidak halal walaupun banyak tidak akan pernah cukup dan akan kekurangan terus karena tidak barokah. Tak lupa setelah kita diberi rizki oleh Allah, kita wajib untuk bersyukur yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan meningkatkan ibadahnya dan menginfakan harta yang kita peroleh di jalan Allah. Marilah kita bersama-sama mengandalikan jalannya roda pedati kehidupan kita masing-masing sesuai dengan jalan yang sudah digariskan oleh Allah SWT dan diiringi dengan selalu berdoa kepada Allah semoga Allah memberikan keamanan, keselamatan, kelancaran dan kebarokahan buat kita semua. Amiin…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline