Lihat ke Halaman Asli

[Resensi] Novel Faith and The City, Apa yang Paling Berharga?

Diperbarui: 1 April 2017   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dunia hanyalah permainan dan senda gurau

Tempat untuk bermegah, berbangga di antara kamu

Semula akan tampak indah seperti tanaman yang tersapu hujan,

Tapi kemudian mengering hingga kuning kerontang

Dan semua hanyalah kenangan yang menipu

(QS.Al-Hadid:20)

(hal.211-Epilog)

Ayo, siapa yang sudah baca “Bulan Terbelah di Langit Amerika?” Atau ada yang belum tahu? Wah, ketinggalan dong. Hehe. Saya kasih tahu ya, itu adalah salah satu novel Best Seller yang ditulis oleh penulis yang sama dengan judul film, dan sekitar tiga tahun lalu sempat heboh di jagad perfilman Indonesia, apalagi kalo bukan “99 Cahaya di Langit Eropa”. Sudah ingat belum? Masuk salah satu film favorit kalian bukan?

Ya benar, mereka adalah pasangan suami istri Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra (Insial HR). Nah, 2015 kemarin—mereka menerbitkan kembali novel yang tak kalah bagusnya dengan novel-novel sebelumnya. 2015? Sekarang kan 2017? Hampir dua tahun dong. Iya memang benar. Mungkin agak sedikit telat saya bacanya, dan novel ini pun belum meraih predikat Best Seller, mungkin ini salah satu alasannya saya baru “menemukan” novel ini. Belum genap separuh buku saya lahap, sudah tak sabar ingin cepat-cepat buat resensinya. Buat apa? Ya, supaya teman-teman yang belum tahu, juga bisa membaca isi novel yang sangat recommended ini—di dalamnya ada “intan” yang harus ditemukan sendiri.

Yuk mari, ikuti resensinya.

Judul: Faith and the City

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline