Karawang, 2024. Desa Kutakarya, sebuah desa kecil di Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, kini menjadi sorotan atas upayanya dalam menjaga dan melestarikan budaya Sunda yang semakin tergerus zaman. Di balik bunyi gamelan yang mengalun, tersimpan kisah perjuangan yang melibatkan sepasang suami istri serta sekelompok mahasiswa yang berusaha mempertahankan warisan leluhur di tengah arus modernisasi.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang tiba di desa ini dengan misi mulia. Mereka menjalankan program yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Desa Nomor 18, yang berfokus pada pengembangan kelembagaan desa dan adaptasi budaya lokal. Namun, kenyataan yang mereka temukan jauh lebih kompleks dari sekadar menjaga budaya.
Gamelan, salah satu warisan budaya yang mereka tekuni, menjadi pusat perhatian dalam upaya pelestarian ini. Di Desa Kutakarya, gamelan bukan hanya alat musik tradisional, melainkan juga simbol dari pergulatan panjang antara mempertahankan identitas budaya dan menghadapi perubahan zaman. Melalui suara bonang, saron, jenglong, dan dentuman gong, terungkap kisah perjalanan hidup sepasang suami istri, Ibu Tati dan Abah Waryo, yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk seni gamelan, mereka berhasil mengangkat nama grup kesenian dan meraih tiga penghargaan di ajang perlombaan bergengsi.
Namun, keberhasilan ini tidak datang tanpa pengorbanan besar. Ibu Tati dan Abah Waryo harus berjuang keras, baik secara finansial maupun emosional, untuk menjaga seni gamelan tetap hidup. Di balik layar, mahasiswa KKN UBP Karawang turut berperan dalam upaya pelestarian ini. Mereka aktif terlibat dalam pelatihan gamelan di sanggar pelestarian yang berada di RT 3, Desa Kutakarya, dan mulai memahami pentingnya harmoni dalam seni dan kehidupan desa.
Desa Kutakarya kini menjadi simbol dari perjuangan melawan derasnya arus perubahan. Meski tantangan semakin berat, upaya yang dilakukan oleh Ibu Tati, Abah Waryo, dan mahasiswa KKN UBP Karawang ini memberi harapan bahwa warisan leluhur dapat terus hidup dan berkembang, meski masa depan tetap penuh ketidakpastian.
Sumber:
KKN Desa Kutakarya, Kec. Kutawaluya Karawang
Dosen Pembimbing Lapangan : Thomas Nadeak, S.E., M.M.