Lihat ke Halaman Asli

Jadi Gubernur DKI Mau Cari Apa?

Diperbarui: 11 Mei 2016   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertarungan memperebutkan jabatan DKI-1 sudahberlangsung seru meski pelaksanaanya masih jauh. Tadi dalam disalah satustasiun TV tampak seorang yang menyebut dirinya sebagai "si wanitaemas" melemparkan beberapa gepok uang dari dalam mobiilnya. Kontan menimbulkankehebohan dan aksi saling rebutan. Entah apa yanga da dalam pikiran orang inipada saat orang berebutan uang.

Pada kesempatan lain ada bakal calon yangmengunjungi pasar serta berdalog dengan para pedagang disana. Ia tampak sangatbijaksana menampilkan diri disitu, bahkan tampak bagaikan utusan dari langityang siap mendengar permasalahan masyarakat dibumi. Ia dengan sabar -sekalisekali mangut manggut-dan senyum saat  mendengarkan omelan, harapan danpermintaan para pedagang disana. Tentu saja ia  berjanji akanmewujudkannya jika kelak terpilih jadi gubernur DKI nanti.  

Ada juga bakal cagub yang tiba tiba nongoldistasiun KRL Manggarai dengan mengenakan jaket kuning. Mirip penampilan tokohAli Topan yang terkenal dulu. Kali ini entah pesan apa yang hendak ia sampaikandengan penampilannya itu, persisnya dia yang tahu sedangkan kita hanya bisamenebak nebak. Klimaksnya adalah ketika tokoh ini datang kesalah satu warungkaki lima sederhana dan "lunch" disana. Aih, ....  sepertinyasangat merakyat dan sederhana pembawaanya. 

Diantara semua bakal calon gubernur itu, yang paling fenomenal tentu saya adalah profesor Yusril yang mengaku sebagai ahli tatanegara.  Apa yang menjadi motif beliau merebut jabatan sebagai gubernur DKI? 

Sepanjang yang saya ketahui, tujuan orang atausekelompok orang yang tergabung dalam partai politik untuk merebut kekuasaanadalah untuk memperjuangkan misi-visi mereka sesuai dengan anggaran dasarpartai. Kata lain dari itu adalah untuk memperjuangkan aspirasi para anggota partaimaupun simpatisan partainya.

Sejauh ini Yusril sudah mendaftar melalui partaiPDIP dan Gerindera. Lantas menjadi pertanyaan, apabila Yusril nanti maju bukanmelalui partainya melainkan partai orang lain (semisal Gerindera atau PDIP),sesungguhnya aspirasi siapa yang mau dia perjuangkan? Jika dia memperjuangkanaspirasi misi-visi partai orang lain rasanya kok naif dan sangat bodoh sekalitokoh yang mengaku ahli tatanegara ini memperjuangkan aspirasi orang lain? Kata atau istilah apa yang paling tepat untuk  menggambarkan fenomenaseperti ini?

Apabila Yusril nanti memperjuangkan aspirasidirinya sendiri atau partainya sendiri, rasanya kok ceroboh dan bodoh sekalipara pengurus partai yang mengusungnya (semisal PDIP atau Gerindera)menyerahkan kekuasaan kepada orang lain diluar partai , dalam hal ini Yusril?Bukankah seharusnya aspirasi direbut melalui kader sendiri? 

Saya yang awam tentang politik, sekarang jadibingung sendiri. Dalam kebingungan itu sayup sayup saya mendengar suara EbietG. Ade bernyanyi... ..."mari kita tanyakan kepada rumput yangbergoyang..........".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline