Lihat ke Halaman Asli

Tanah Beta

Mahasiswa Semester Akhir pada IAIN Ambon

Surat Terbuka untuk Pembaca, Habis Penjajahan Terbit Perampasan

Diperbarui: 1 Desember 2018   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

"Bangsa-bangsa di Hindia tidak pernah tidak korup. Mereka korup sudah sejak dunia pikiran. .... Mereka tidak mengerti nilai uang. Mereka hanya tahu nilai hawa nafsunya sendiri. ...."1

Assalamualaikum

Salam Hormatku...

Pembaca yang budiman, dalam tulisan ini, beta ingin menyampaikan beberapa hal yang sudah berlaku sejak zaman baheula hingga detik ini di tanah nusantara yang telah dialihnamakan menjadi Indonesia yang pada masa penjajahan dikenal dengan istilah Hindia Belanda baik oleh para Indo-eropa, Eropa, maupun pribumi.

Tapi, sebelum lebih jauh beta menceretikan soal itu, beta ingin mengajak pembaca yang budiman untuk mari sama-sama terlebih dahulu memahami apa sebenarnya kolonialisme atau yang lebih akrab di kenal dengan penjajahan. Dan inilah pengertian menurut beberapa para hali yang coba beta kutip:

  • 1. Andre Gunder Frank
  • Kolonialisme adalah pemindahan kekayaan dari daerah terjajah ke daerah penguasa dan menghambat kesuksesan pertumbuhan ekonomi negara jajahan. Dari pandangan Andre Gunder Frank dapat kita mengambil kesimpulan bahwa negara penguasa akan menguras kekayaan yang dimiliki oleh negara jajahan. Negara jajahan akan sulit mengembangkan perekonomian dalam negaranya karena kekayaan negara akan dikuasai penjajah , rakyat juga dibatasi ruang gerak dalam pembangunan negara.
  • Rochmadi (1993)
  • Dalam pandangan Rochmadi kolonialisme adalah Politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, suatu daerah jajahan, sebagian dari imperium. kesimpulannya adalah dalam negara jajahan negara penjajahan akan mempunyai perwakilan untuk memimpin daerah jajahannya sesuai dengan ketentuan negara penjajah. Biasanya para pemuka adat ataupun para rakyat yang melakukan perlawanan terhadap para koloni akan ditaklukkan dengan berbagai cara. Seperti menggunakan sistem politik adu domba dengan mempengaruhi para penguasa setempat untuk berpihak pada koloni dengan memberikan imbalan. Jika para penguasa sudah mereka taklukkan, para kolon akan dengan mudah untuk berkuasa atas wilayah tersebut.
  • Alan Bullock, 1986
  • Kolonialisme adalah bentuk implementasi yang didasarkan penegakan(hukum) yang cukup tajam dan radikal terhadap negara jajahan. Maknanya adalah para penjajah biasanya akan memulai penaklukan rakyat jajahan dengan cara cukup baik agar rakyat mudah dipengaruhi. seperti halnya pada penjajahan Belanda yang pada awalnya hanya ingin membeli rempah-rempah dari Nusantara dan akhirnya melakukan penjajan cukup lama di Indonesia. Setelah rakyat percaya, maka akan dilakukan pengendalian terhadap rakyat dengan melakukan berbagai kebijakan dan sanksi terhadap yang melanggarnya..2

Nah, demikian pendapar ahli soal penajahan atau kolonialisme. Dan beta rasa pembaca yang budiman sudah dapat memahami, akan tetapi beta ingin menyimpulkan penjelasan para hali di atas menjadi lebih sederhana, yaitu: kolonialisme atau lebih akarab dikenal dengan penjajahan merupakan sebuah tindakan penganiaan atas pikiran dan tenaga serta hak kepemilikan terhadap pribumi yang dilakukan oleh bangsa luar (penjajah) tanpa mengenal asaz hokum hanya untuk menguntungkan mereka (penjajah).

Maka dengan begitulah dapat beta dan pembaca yang budiman memahami, kalau kolonialisme dan penjajahan itu sangat menyakitkan akal pikiran dan perasaan setiap bangsa yang terjajah. Apa lagi jika penjajahan itu berjalan berates tahun tanpa henti dan berkelanjutan---beranak pinak pada pikiran bangsa yang terjajah sendiri---pada kepala elit negeri sendiri.

Sementara itu, tahukah pembaca yang soal perampsan, apa artinya? Secara realitas yang tergambar lewat visual kita, maka dapat kita artikan bahwa permapasan merupakan tindakan kriminil yang harus dilawan. Bukan tanpa sebab melawan, karena perampasan merupakan tindakan merampas---mengambil hak orang lain dengan secara paksa---untuk kepentingan dan pemuasan nafsu diri sendiri.

Begitulah beta mendefenisikan perampasan itu, namun ada baiknya, pembaca yang budiman dapat mendefinisikan menurut pembaca dengan bahasa yang lebih sederhana lewat gambaran realitas yang terjadi disekitar pembaca yang budiman.

Penjajahan yang Tak Pernah Usai

Rasanya ingatan pembaca yang budiman belumlah hiang dari sejarah bangsa Indonesia ini sendiri, baik yang pembaca temui lewat bahasa-bahasa tulisan para oenulis-penulis kesohor, maupun lewat bahasa tutur (lisan) dari orang tua atau pun leluhur tuan dan nyonya pembaca yang baik. Tapi benarkah kita sudah terbebas dari hal yang demikian pelik dan bangis itu? Inilah pertanyaan yang mesti terekam dan tak boleh sedikitpun hilang dari ingatan tuan dan nyonya---pembaca yang budiman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline