Lihat ke Halaman Asli

Tanah Beta

Mahasiswa Semester Akhir pada IAIN Ambon

Bayi di Antara Stunting

Diperbarui: 13 Agustus 2018   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mungkin banyak dari kita sangat merasa asing dengan Stunting. Istilah Stunting juga belum begitu familiar di kalangan masyarakat umum. Tapi apakah kita perlu untuk mengetahuinya? Tentunya, pertanyaan semacam itu perlu kita tanamkan dalam kepala dan benak kita.

Soal stunting, jika diperhadapkan dengan pertanyaan seperti di atas, jawabannya sudah tentu: Ya! Sebab stuntinf juga berkaitan dengan kesehatan ana.

Stunting adalah penyakit gizi buruk yang sangat berpengaruh pada perkembangan pertumbuhan anak. Stunting juga merupakan gizi buruk yang begitu dekat dengan bayi sejak dalam kandungan sampai dilahirkan. Dari data yang ada, pengidap stunting di Indonesia mencapai 9 juta bayi.

Angka Stunting

Dalam 1000 hari pertama usia bayi---sejak dalam kandungan hingga berusia di bawah dua tahun---kehidupan bayi, merupakan usia emas bagi tumbuh kembang anak.(katadata.co.id)

Di usia demikian, bayi wajib mendapatkan asupan gizi secara teratur, namun rata-rata 9 juta bayi, kesemuanya bahkan mengalami kekurangan gizi.

Dari hasil rilisan data untuk 2 tahun terakhir---sejak 2016, angka Stunting sudah mencapai 21,7% dialami oleh bayi usia dibawah dua tahun (Batuta). Angka ini sangat berdampak bagi pertumbuhan generasi bangsa, apalagi 9 juta anak itu merupakan generasi emas yang sudah seharusnya mendapatkan perawatan dari orang-orang tua mereka maupun semua unsur lainnya yang menjadi penunjang bagi kesehatan bayi.

Apa Itu Stunting dan Penyebabnya?

Menurut ahli gizi dari universitas Indonesia (UI), Dr. Tirta Prawitasari MSc, SpGK, kondisi anak pendek yang juga dikenal dengan istilah stunting ini merupakan indikator yang menunjukan proses kekurangan gizi terhadap bayi dalam jangka waktu lama.

Sementara ahli gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes menjelaskan, stunting atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan.

Guru Besar Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Purwiyanto Haryadi MSc mengatakan penyebab bayi mengalami stunting sangat kompleks, mulai dari pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang tidak cukup, pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang tidak cukup, pengasuhan anak yang kurang tepat, faktor kondisi rumah, dan air yang tak terjaga serta mutu dan gizi pangan yang buruk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline