Bolehkah Memaksa Murid?
Dampak pemaksaan dan pentingnya disiplin positif dalam pendidikan
1. Memaksa kadang-kadang bisa berhasil setidaknya untuk jangka pendek.
Dalam beberapa situasi, memaksa anak mungkin bisa membuat mereka melakukan sesuatu karena rasa takut.
Memaksa anak kadang-kadang dapat berhasil setidaknya untuk jangka pendek karena dalam beberapa situasi, anak mungkin merasa takut atau tertekan oleh otoritas atau peraturan yang ada. Dalam kondisi seperti ini, mereka mungkin melakukan apa yang diminta atau diharapkan dari mereka meskipun mereka tidak benar-benar ingin melakukannya.
Contohnya, dalam lingkungan sekolah, seorang guru yang sangat ketat dan otoriter mungkin dapat memaksa siswanya untuk mematuhi peraturan atau tugas-tugas tertentu karena siswa takut akan konsekuensi atau hukuman yang mungkin mereka terima jika mereka tidak melakukannya. Dalam jangka pendek, perilaku ini mungkin terlihat efektif dalam menciptakan ketaatan.
Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitas pemaksaan ini cenderung bersifat sementara. Anak-anak mungkin mematuhi perintah hanya selama mereka merasa terancam atau dipantau. Begitu tekanan atau ancaman tersebut hilang, mereka mungkin kembali ke perilaku mereka yang semula.
Oleh karena itu, meskipun memaksa bisa berhasil dalam jangka pendek, itu mungkin tidak efektif dalam membangun perilaku yang berkelanjutan atau menciptakan motivasi intrinsik yang akan membuat anak terus melakukannya tanpa perlu paksaan eksternal.
2. Namun, ada dampak jangka panjang yang mungkin kita tidak sadari.
Perilaku yang dipaksa tidak akan menjadi kebiasaan dalam jangka panjang, karena perilaku tersebut hanya dilakukan jika ada paksaan dari luar dan bukan karena kesadaran internal anak.
Anak mungkin kehilangan minat bahkan mulai merasa tidak suka terhadap aktivitas yang dipaksakan. Contohnya, jika anak dipaksa untuk mengikuti les musik, mereka mungkin akan muncul perasaan antipati terhadap musik, bukan karena musik itu sendiri, tetapi karena pemaksaannya.