Lihat ke Halaman Asli

"PASAL 27 (ayat 2 ) UUD 1945"

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Sedih hati kala membaca berita  di kompas.com tanggal 15-juni-2011 adanya bocah kerdil usia 10 tahun tapi berat badan tak lebih dari 7 kg, di bumi yang kaya akan mineral,sumber energi bumi,tenaga kerja ahli dan sumber lain di Indonesia tercinta ini.

Tapi ini bukan cerita tapi nyata terjadi dan bukan hal baru dan pertama kita baca atau saksikan di berita baik media cetak maupun media elektronik lainnya,ini adalah fenomena sosial yang sangat membuat hati terasa miris.

Negara yang mengakui persamaan hak dan kewajiban sebagai warga Negara di bawah naungan UUD 1945 dan Pancasila-nya ( kenyataannya?)

Untuk mendirikan rumah ibadah saja rasanya lebih sulit dari pada mendirikan tempat hiburan malam,( sila pertama Ketuhanan yang  maha esa) yang kita yakin para perumus pancasila itu paham betul bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan,jadi dalam hidup berbangsa dan bertanah air Tuhan ada di posisi ter-atas dan paling utama.

Anehnya semua warga Negara ini mengaku menganut salah satu agama tau pun kepercayaan,dan menurut banyak orang dari berbagai agama dan kepercayaan mengatakan ;tak satu pun agama atau kepercayaan yang tidak  mengajarkan kasih terhadap sesama umat manusia

Dalam konteks kasih ini adakah pemerintah atau siapa pun di negri ini yang terbuka hatinya untuk menolong dan memikirkan langkah-langkah konkrit ke depan untuk paling tidak me-minimalis kasus kurang gizi,atau pun susahnya akses rakyat kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan?

Kita tetap optimis akan hal itu. Yang jadi pertanyaan kapan itu di mulai?

Pada era orde baru kita bisa melihat dan merasakan pelayanan kesehatan masyarakat yang sampai ke pelosok desa,contohnya BKIA,POSYANDU,PUSKESMAS dll,pada saat itu yang menjadi kendala adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang pengobatan modern dan para masyarakat  masih lebih menaruh kepercayaan terhadap dukun beranak atau tabib yang dalam istilah modern di sebut pengobatan alternatif.

Tapi entah mengapa badan pelayanan kesehatan masyarakat tersebut serasa hilang atau pudar,yang ada lebih canggih dan modern yaitu klinik umum,klinik persalinan,dokter praktek,bidan praktek dll.yang pada dasarnya tidak GRATIS alias mahal.

Memang posyandu masih ada dan lebih bagus penampilan dan fasilitasnya tapi mutu pelayanannya yang jadi tanda tanya,(?) dan tak heran banyak warga mampu memakai jasa posyandu dan yang pasti dapat pelayanan lebih dong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline