Lihat ke Halaman Asli

Do'a yang Gombal

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekarang aku memang tak pernah berdo'a

Tapi bukan berarti aku tak memperdulikanmu

Hanya saja aku tak percaya lagi

Pada do'a yang kini dingin

dan terperangkap pada kotak amal

di pintu masuk toko-toko kelontong

Sekarang aku memang mengabaikan perintahmu

Tapi bukan berarti aku seorang pembangkang

Hanya saja aku tak lagi percaya

Pada perintah dan aturan

Yang kini keruh dan terasa menyebalkan

Layaknya tumpukan sampah di pinggir kali

Sekarang aku memang meninggalkan masjid

Dan memilih debu jalanan

Tapi bukan berarti aku tak mencintaimu

Hanya saja aku tak percaya lagi

Pada dinding putih pucat

yang dipenuhi graffiti serupa rambut pemuda afrika

pada kubah kering setengah bulat

yang kini begitu pelupa

seperti senja

kerap melupakan pagi yang mengawalinya

sekarang aku memang tak membaca kitabmu

tapi bukan berarti aku tak mengingat ayatmu

hanya saja aku tak percaya lagi

pada ocehan para bigot berjenggot usang

yang mengobral firmanmu

semudah membuang ludah ke comberan

demi arwah trotsky yang menangisi perangai stalin

demi puisi wiji tukul yang tersangkut di pohon simbol karl marx tua

demi luberan lumpur yang layak ditenggak aburizal bakri

demi seekor panda di sampul jurnal WWF keparat itu dulu

demi busa bir dimalam-malam dingin

demi cintaku pada pinggul seksi Demi more

Aku sedang berdoa padamu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline