Lihat ke Halaman Asli

Jejak Petualang Asing di Bumi Nusantara

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14084564382125215900

Saya baru saja menengok salah satu artikel menarik dari www.destinasian.co.id mengenai naskah-naskah atau buku asing yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Teks-teks tersebut mengulas berbagai macam deskripsi mengenai Nusantara tempo dulu yang ditulis oleh para petualang asing yang sempat menjejak kaki di lanskap Nusantara yang unik ini.

Artikel ini membuat saya teringat masa dimana saya mempelajari lanskap Bandung saat kuliah, dari sebuah danau purba hingga hunian eropa yang dibangun Belanda secara ekslusif untuk para penjajah dan keluarganya yang merindu tanah kampung kelahiran mereka. Beberapa bangunan bahkan masih terjaga dengan apik sebagai museum atau dijadikan lahan komersil tempat para wisatawan berkunjung untuk menikmati secangkir kopi atau teh. Namun tak dapat dipungkiri, beberapa bangunan sejarah pun banyak yang menghilang dikikis oleh meningkatnya populasi masyarakat Bandung dan modernisasi pembangunan disana sini.

Inilah yang membuat saya tergugah menuliskan opini mengenai artikel yang baru saya baca. Perubahan Nusantara di masa penjajahan juga sempat di ulas oleh F.C Wilson dalam buku hariannya "Lain Dooeloe, Lain Sakarang of Voorheen En Than". Buku berbahasa Belanda ini memuat berbagai kisah yang hampir semuanya mengenai Sumatra. Pada tahun 1986, Albert Smith Bickmore dalam bukunya "Travels in the East Indian Archipelago" juga banyak menguraikan kisah petulangannya di Nusantara.

[caption id="attachment_354032" align="aligncenter" width="300" caption="Buku yang membahas mengenai Nusantara"][/caption]

Jejak para petualang asing di Bumi Nusantara dapat kita baca dari naskah-naskah tersebut. Deskripsi mereka mengenai keindahan alam, budaya hingga kawasan Batak yang dijuluki Smith "tanah orang kanibal" dapat membuat kita penasaran. Bahkan sebutan Smith ini membuat saya ingin sekali mencari bukunya, apa gerangan yang membuat Smith menjuluki demikian?

Begitu mengagumkannya tanah Nusantara kita ini, hingga seorang pengelana Amerika di tahun 1855 menerbitkan buku "The Prison of Weltevreden". Buku ini mendeskripsikan berbagai daerah yang dikunjungi penulisnya, Walter Murray Gibson, yang lahir di Inggris, namun tumbuh di South Carolina. Dan masih banyak lagi jejak para petualang asing yang mendongengkan tanah Nusantara ke berbagai pembacanya.

Teks-teks ini tentu saja menarik para penjelajah asing untuk menelusuri pelosok-pelosok Nusantara dengan berbagai misteri yang tersembunyi demi melacak keberadaan kawasan-kawasan wisata yang tak tersentuh oleh tangan-tangan usil modernisasi. Para wisatawan masa kini pastinya sudah mengetahui tentang Bali, namun tahukan mereka bahwa di Lombok pun terdapat pulau Kuta? Surganya para surfer dunia dengan ombak yang melambai, mengajak kita untuk bermain disana. Atau ke-eksotikan Taman Nasional Teluk Cendrawasih dengan Hiu Paus ramah yang akan menyambut kalian dengan wajah lugunya?

Masih banyak misteri yang belum terungkap di wajah Nusantara. Berbagai flora dan fauna endemik yang bisa membuat mata terbelalak atau bahkan rahang anda copot. Kita harus berterima kasih terhadap jejak para petualang asing terdahulu yang telah mengulas serta mempromosikan Nusantara dalam buku-buku mereka.  Saat ini adalah waktu yang tepat untuk kita juga bangga terhadap kekayaan bumi pertiwi, juga untuk tetap menjaga dan melestarikannya.

Untuk membaca ulasan artikel mengenai teks-teks di atas, silahkan buka link dibawah ini:

http://destinasian.co.id/buku-travel-kuno-indonesia/#a

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline