Lihat ke Halaman Asli

Riezha

Bukan Siapa Siapa

Pemuda, Tonggak Berdirinya Suatu Negeri

Diperbarui: 28 Oktober 2022   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Pemuda Yang Gemar Bermusyawarah. dokpri

Sembilah puluh emat tahun yang lalu sejak sumpah pemuda pertama kali digaungkan, semangat persatuan dan cinta tanah terus mengalir hingga saat ini. Yang mana semangat ini haruslah terus terjaga antar sesama pemuda pemudi Indonesia, yang berbeda akan suku, ras, serta agamanya. Namun  tetap dengan satu semboyan "Bhineka Tunggal Ika", berbeda-beda tapi tetap satu.

 Generasi muda adalah generasi yang dimana disaat-saat itu gelora muda, dan jiwa-jiwa rasa ingin tahu mereka serta rasa penasaran akan segala sesuatu begitu menggemuruh yang mana jika tidak bisa mengontrolnya bisa saja malah tersesat jalan, dan tak tau arah pulang.

Padahal generasi muda adalah tonggak berdiri nya suatu negri, jika telah rusak para pemudanya maka tinggal menunggu waktu saja akan kehancuran dan kerusakan negri tersebut. Oleh karena itu para pemuda harus bisa bersatu padu, melawan dan memerangi segala bentuk penyimpangan sosial yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Seperti obat-obatan terlarang, miras, pergaulan bebas hingga penyimpangan-penyimpangan sosial lainnya yang jika terus dibiarkan maka akan semakin banyak pula para pemuda-pemudi yang terjerumus ke dalamnya.

Begitu pentingnya peran para pemuda hingga Musthafa al-Ghailani pernah berkata "Digenggaman tanganmulah (pemuda) persoalan umat ditentutakan dan dikakimulah kehidupan mereka pertaruhkan." 

Para generasi muda saat ini, seharus nya bisa belajar dan mengambil ibrah dari sejarah, serta pengalaman para tokoh-tokoh besar pada masa lalu, yang mana mereka sukses pada masa muda nya.

Seperti perjalanan hidup seorang Muhammad al-Fatih  Sang penakluk Konstatinopel pada usia yang masih sangat muda, 21 tahun telah mampu memimpin pasukannya untuk menaklukkan sebuah ibukota kekaisaran Byzantium ( Romawi Timur) yang telah beratus-ratus tahun belum pernah ada yang mampu menaklukkannya. Hingga seorang pemuda yang masih belia yang baru berusia 21 tahun, demi membuktikan sebuah hadis dari Nabi Muhammad SAW. Yang telah menjanjikan akan takluknya kota tersebut, dan sebaik-baik nya pemimpin serta tentara yang menaklukkannya adalah sebaik-baiknya pasukan.

Semangat seperti inilah yang seharusnya mampu dicontoh dan diambil pelajaran oleh para pemuda,  untuk tetap teguh memperjuangkan segala cita-cita serta tujuannya dan tak pernah berputus asa akan menggapai tujuan tersebut.

Serta di zaman 5.0 ini, para generasi muda juga dituntut harus bisa mengikuti perkembangan zaman dan bisa bersaing disegala lini kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline