Di tepinya sungai Serayu
Waktu fajar menyingsing
Pelangi merona warnanya
Nyiur melambai -lambai
dst...
Syair lagu berirama keroncong dengan judul Ditepinya Sungai Serayu begitu lekat dalam hati. Seperti halnya kisah dalam rangkaian gerbong kereta Serayu yang membawa serta perjalanan Jakarta- Purwokerto. Menikmati perjalanan dengan menggunakan moda transportasi kereta seperti sudah mendarah daging bagi saya. Sejak kecil dulu, Nenek selalu berkisah tentang stasiun Beos, atau yang kini kita kenal dengan sebutan stasiun Jakarta Kota. Begitupun saat libur sekolah tiba dan diajak ke kampung halaman Ibu di Bojonegoro melintas Cepu . Kereta Api menjadi pilihan menyenangkan saat kecil dulu. Hal itu yang menjadikan sulit untuk berpindah ke lain hati.
Kereta Api Indonesia atau yang lebih dikenal dengan KAI dari tahun ke tahun semakin memperbaiki kualitas layanan. Salah satunya berupa gerbong kereta yang inovatif dengan tempat duduk yang nyaman untuk perjalanan jarak jauh. Jika dulu harga tiket kereta api eksekutif hanya berkisar 400 ribu rupiah, kini tiket KAI memiliki tarif tertinggi mencapai jutaan rupiah melalui layanan kereta suite kelas kompartemen yang setara dengan layanan pesawat kelas bisnis.
Kenyamanan layanan KAI tidak saja terkait gerbong dan sarana di dalamnya. Renovasi infrastruktur stasiun dan kelengkapan pusat perbelanjaan hingga aneka tempat makan menjadi ruang kolaborasi ekonomi , sosial dan budaya yang kian memberi kenyamanan penumpang. Belum lagi jika bicara tentang aneka menu di gerbong restorasi, sudah pasti banyak pilihan yang menyertai. Kebersihan sarana dalam gerbong untuk kebutuhan buang air kecil sangat bisa diandalkan.