Lihat ke Halaman Asli

Tamita Wibisono

TERVERIFIKASI

Creativepreuner

Kisah Islam Nan Epic, Toleransi dan Balutan Cita Kasih dalam Film My Name Is Khan

Diperbarui: 5 April 2023   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber Tangkap layar Review My Name Is Khan Youtube

Siapa tak kenal Shah Rukh Khan, bintang bollywood yang cukup produktif membintangi banyak film dari tanah hindustan? Kemampuan aktingnya sudah tidak diragukan lagi layaknya Jet lee atau Jacky Chan di genre film lain. Jika biasanya film India didominasi dengan nyanyian dan tarian ala orang jatuh cinta, maka dalam film kali ini pemeran tokoh Khan yang dipasangkan dengan Artis Kajol pemeran Mandira sedikit banyak tampil beda.

Bukan tanpa sebab saya memilih My Name Is Khan sebagai tontonan film religi selama ramadan. Pertama, Tanggal 2 April 2023 merupakan hari peduli autisme sedunia. Kedua, Ketegangan antar negara di belahan benua lain, tak jarang berimbas pada nilai toleransi antar umat beragama dan antar suku bangsa mengalami degradasi. Dalam pandangan saya, Film ini sangat pas untuk menjadi tontonan bagi pelbagai kalangan masyarakat agar tetap memupuk nilai dan semangat toleransi serta tidak memandang sebelah mata pada kalangan minoritas agama ataupun minoritas keterbatasan fisik dalam hal ini mereka yang menderita autis.

Rizwan dan Mandira dalam My Name Is Khan jelas bukanlah pasangan dengan kisah cinta abadi layaknya Romeo dan Juliet.Mereka dua insan dengan perbedaan agama yang akhirnya dipersatukan oleh kekuatan cinta. Rizwan bukanlah sosok lelaki sempurna, masa kecilnya tumbuh di lingkungan keluarga miskin di India dengan sindrom Asperger (Autis lingkungan) yang dideritanya. Sementara Mandira, memiliki anak semata wayang dan ditinggal pergi begitu saja oleh suaminya.

sumber Tangkap Layar Sekuel Youtube film My Name Is Khan 

Keduanya bertemu di negri paman Sam yang menjadi setting tempat sebagian jalan cerita. Alur Maju  mundur membuat film ini membawa penontonnya pada managemen emosi yang luar biasa. Terlebih saat Rizwan kecil yang kerap mengalami kejadian tidak menyenangkan. Namun cinta kasih seorang ibunya lah yang membuat tokoh dalam film ini mampu melalui hal tersulit bagi penderita autisme hingga ia dewasa. 

Setelah Ibunya meninggal, Rizwan menyusul adiknya yang sudah lama menetap di San-Fransico. Tak bisa kita bayangkan, sosok penderita sindrom Asperger yang takut dengan warna kuning dan suara berisik itu harus beradaptasi di kota besar di Amerika. Kisah Rizwan menjadi marketing produk kecantikan menjadi segmen romantika cinta ala dua insan india. Dengan nyanyian dan tarian yang minimalis, film india satu ini cenderung berbeda. Menyuguhkan sekuel suasana beberapa kota di Amerika, membawa serta imajinasi penontonnya seakan-akan ikut bepergian kesana.

Ketegangan mulai muncul ketika kisah tragedi World Trade Centre diangkat sebagai cuplikan musibah yang terjadi. Seketika suasan romantis yang menghiasi kebahagiaan pernikahan Rizwan dan Mandira beserta anaknya berubah mencekam. Digambarkan banyak terjadi diskriminasi terhadap muslim hingga anak Mandira pun menjadi korban bully dan nyawanya tak bisa diselamatkan saat teman sekolahnya menghakimi hanya karena sosok Khan, ayahnya yang notabene seorang muslim.

Sulitnya memperoleh keadilan atas kasus kematian anaknya, Mandira mengalami konflik dan menyesali pernikahannya dengan Khan yang seorang muslim. Dia meminta Khan menjauh dari kehidupannya. Dan ketika Khan bertanya kapan dia boleh kembali? Mandira seolah memberi  syarat agar Khan bisa meminta keadilan pada Presiden Amerika atas tragedi yang menimpa anaknya karena Islamopobia.

tangkap layar youtube film my name is Khan

Perjalanan Khan Untuk bertemu presiden Amerika Jelas bukan hal yang mudah. Sosok Autis lagi muslim berada ditengah kecaman Islam yang dinilai menjadi pelaku tragedi kemanusiaan Amerika. Namun Khan justru mampu membalik keadaan. Dalam perjalananya agar bisa bertemu Presiden AS, Rizwan kerap mengalami kemalangan. Namun semangatnya tak surut bahkan dia membangun toleransi antar umat beragama. Saat Umat Nasrani dilanda Banjir, Rizwan sigap membantu dan menjadi magnet solidaritas Muslin lain untuk membantu masyarakat Nasrani yang terkena musibah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline