Sahurrrr.....sahurr..
Sahur...sahurrr,
Rasanya kangen dengan berisik suara membangunkan orang untuk sahur saat berpuasa. Secara selama di Denpasar suasana seperti itu hampir tidak didapati.
Alhasil untuk mengenang Nuansa Ramadan di sekitaran Ibukota sana, dengan semangat 45 saya mengolah mie instan dengan kreasi citarasa lokal. Apa jadinya jika Mie Kangkung khas Betawi bertemu sambal Matah Khas Bali?!Sudah barang tentu cocok dan pas untuk semakin tak sabar menyantap makan sahur yang tak biasa.
Siapa bilang menu sahur dengan mie instan hanya bisa itu-itu saja, semua kembali kepada niat dan semangat. Nyatanya hanya dengan sebungkus mie goreng instan, seikat kangkung yang saya beli di pasar Sanglah dengan harga Rp 1000, tambahan 5 butir bakso seharga 2500, makin terasa istimewa saat ditambah dengan sambah matah.
Cara buat mie kangkung juga gampang, layangnya buat mie goreng biasa. Kenapa sih pake kangkung? Biasa kalo mie kan pake sawi hijau atau caisim.
+
For your info ya, di Denpasar harga sawi hijau tergolong mahal, seikat kecil harga 5000. Nah mengganti dengan kangkung selain karena mengusung konsep menu ala Betawi, harga kangkung juga jauh lebih murah disini.
Tau kan cara membuat sambal matah itu mudah?
2 siung bawang merah, 2 buah cabe merah besar, 2 lembar daun jeruk muda, 1 batang sereh ambil bagian dalamnya yang berwarna putih. Lalu rajang halus. Siram dengan minyak kelapa yang dipanaskan ...seketika harum menguarrr kemana mana.
sajikan mie kangkung dengan tambahan toping seperti bakso, sosis atau telur dengan sambal matah diatasnya. Bagi pecint kerupuk, mengunyah cita rasa mie kangsung sambal matah sebagai menu sahur menjadikannya semakin kriuk. Sajikan selagi hangat dengan potongan tomat, menjadikan sahur makin segar dengan serat sayur yang terkandung di dalamnya.