Ramadan tahun 2023 menjadi berkah tersendiri bagi saya. Selain tetap semangat melangsungkan studi di kampus Universitas Udayana program studi kajian budaya, momentum puasa di pulau dewata kali ini begitu istimewa.
Sehari sebelum pemerintah menetapkan hilal awal Ramadan, Krama Bali melaksanakan prosesi Nyepi yang rangkaiannya telah diawali sejak 1-2 hari sebelumnya.
Betapa indah nilai dan semangat toleransi di negeri ini. Dimana Awal Ramadan bagi umat muslim seiring sejalan dengan perayaan hari keagamaan umat Hindu di Bali.
Masih terekam dalam benak saya, sejak Minggu 19 Maret 2023, sebagain masyarakat Bali melaksanakan melasti. Prosesi pensucian segala sesuatu menjelang Nyepi dilakukan dengan berjalan kaki beriringan menuju sumber mata air yang dianggap suci yang berada di lingkungan tempat tinggal warga. Baik itu laut, danau ataupun sumber mata air lainnya.
Rangkaian Nyepi berikutnya tak kalah menarik untuk dilewatkan adalah pengerupukan. Dilaksanakan pada Selasa malam ,sebelum puncak perayaan Hari Suci Nyepi tanggal 22 Maret 2023 dengan arak-arakan ogoh-ogoh hampir disetiap ruas jalan.
Tampilan ogoh-ogoh yang terkesan menyeramkan menjadi perlambang kejahatan/ketidakbaikan yang harus dimusnahkan. Itulah kenapa ogoh-ogoh tersebut setelah diarak, sebagian ada yang dimusnahkan dengan cara dibakar, sebagai simbol musnahnya kejahatan pada malam sebelum dimulainya Catur Brata penyepian selama 24 jam.
Ada 4 larangan selama proses catur brata sebagai inti dari proses sempurnanya rangkaian Nyepi, yakni tidak menyalakan api/lampu/penerangan; Tidak bepergian keluar rumah, tidak melakukan rekreasi/mengadakan hiburan; tidak melakukan kerja/aktifitas berat lain. Hal itu pula yang kemudian menjadikan beberapa sarana transportasi seperti bandara, pelabuhan untuk sementara berhenti beroperasi selama 24 jam.
Pengalaman Nyepi pertama kali yang sungguh sangat berharga lagi penuh makna. Bagaimana tidak? Saat hampir seluruh warga Bali melaksanakan Catur Brata di hari Nyepi, Pemerintah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada tanggal 23 maret 2023.
Padahal kami yang berada di Bali sejak Rabu 22 Maret pukul 06.00 - Kamis 23 Maret pukul 06.00 masih dalam prosesi Catur Brata. Bersyukur Warga Bali begitu menjunjung tinggi semangat toleransi. Pelaksanaan taraweh malam pertama tetap mendapat ijin sesuai mekanisme penjagaan dan prosedur kepala lingkungan setempat dengan penerangan yang tidak mengganggu prosesi catur brata.
Malam pertama Ramadan yang begitu hening menyelimuti suasana Bali. Tanpa Penerangan yang cukup berarti, hanya mengandalkan pendar cahaya bintang dan bulan sabit. Namun justru disitulah terletak keistimewaan yang hakiki. Tahun depan dan tahun tahun berikutnya belum tentu akan terulang kembali.