Saat Pandemi melanda, saya merasa beruntung mendapat kesempatan melawat ke Bali melalui kegiatan We Love Bali. Sebuah program dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi yang diselenggarakan pafa bulan November tahun 202o. Itu semua dimaksudkan untuk mendukung pemulihan sektor pariwisata di pulau dewata yang terdampak covid 19. Informasi program tersebut saya peroleh melalui jejaring sosial media. Bahkan pendaftaran dan seleksi pesertanya pun dilakukan secara online.
Singkat cerita,saya terpilih menjadi peserta trip ke 9 beserta 30 peserta yang sebagian datang dari luar Bali. Pulau Dewata begitu sepi kala itu. Setibanya di Denpasar, kami melakukan koordinasai secara online dengan panitia dan peserta lain. Beruntung semua penginapan telah dilengkapi dengan sarana wifi dari Telkom Indonesia, sehingga manfaat internet tetap terasa untuk terus menggeliatkan aktifitas pariwisata Bali ditengah minimnya kunjungan wisatawan akibat terdampak pandemi.
Istimewa dan luar biasa, antusiasme peserta yang memiliki kepedulian untuk mempromosikan tagar We Love Bali. Sebuah pecut semangat sekaligus upaya mempromosikan Bali sebagai zona hijau yang tetap bisa dikunjungi wisatawan lokal dengan protokol kesehatan ketat dan implementasi CHSE. Membagikan setiap moment dan keindahan Bali melalui media sosial menjadi salah satu tugas kami waktu itu. Dan ketersediaan jaringan internet adalah kunci.
Trip 9 We Love Bali membawa saya menelisuri "jalur suci" dari Denpasar menuju ke sebagian kawasan Karangasem. Dengan mengusung konsep kembali ke alam dan sport tourism, saya dan peserta diajak berpetualang di alam bebas. Menempuh perjalanan dengan off road keluar masuk perkebunan salak. Dan bermalam di Bukit Sibetan - Babandem Kabupaten Karangasem dengan konsep camping. Bermalam dalam tenda yang nyaman lengkap dengan koneksi internet cepat.
Awalnya saya ketar ketir ketika sebagian peserta mulai hilang sinyal internet di ponsel masing-masing. Keindahan bukit surga haruslah terkabar melalui koneksi internet yang lancar. Rencana mengabadikan detik-detik sunrise dan menyebarluaskannya melalui media sosial akhirnya terwujud begitu pihak pengelola bukit surga memberikan informasi ada sarana wifi yang bisa diakses. Sumber jarigan internet di Bukit surga disuplly oleh layanan Telkom Amlapura. Dan kami pun merasa lega sebab merasakan keberadaan IndiHome sebagai Internetnya Indonesia tetap ada hingga pelosok pulau dewata.
Kenangan tersebut begitu membekas. Bukit Surga Sibetan menjadi saksi bahwa geliat wisata dan koneksi internet ibarat Romeo dan Juliet. Tak terpisahkan satu sama lain. Termasuk bagi saya pribadi peserta we Love Bali kala itu yang bisa mati gaya tanpa koneksi internet yang menyertai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H