Iqra, bacalah! Ayat pertama yang disampaikan oleh malaikat Jibril saat Nuzulul Qur'an di salah satu malam bulan Ramadan. Itulah kenapa amalan membaca Qur'an di bulan Ramadan gencar dilakukan baik secara individu atau berkelompok.
Tadarus, kegiatan mengaji atau membaca Al Qur'an bersama-sama. Biasanya dilakukan setelah shalat taraweh, atau ada juga yang melaksanakan tadarus selepas subuh. Meski sejatinya membaca Al Qur'an bisa kapan saja. Begitu istimewanya tadarus al-quran menjadi salah satu amalan yang banyak dilakukan.
One day one Juz, yang dalam bahasa Indonesia diartikan membaca Al-Qur'an 1 hari I juz. Itulah yang menjadi amalan saya saat Ramadan tahun ini. Tentu saya tidak sendiri. Seminggu sebelum Ramadan, saya bergabung dalam kelompok ODOJ An-Nahl bersama komunitas Connecting mama.
Pada prinsipnya apapun jenis amalan yang kita lakukan di bulan Ramadan kembali pada hadits yang menyebut bahwa Innamal A'malu Binniyat, segala amal perbuatan tergantung pada niat. Bahwa segala amalan yang kita amalkan hendaklah Lillahi Taala, niat karena Allah semata. Sehingga alaman kita menjadi ikhlas adanya. Soal balasan dan ganjaran biar itu menjadi ranah Allah tanpa kita berfikir lebih untuk mendapatkannya.
Seperti halnya one day one juz yang saya ikuti secara daring. Semua berprinsip pada kejujuran dan tanpa paksaan. Bukan kewajiban terlebih mengejar target. Meski saya pribadi berharap Ramadan tahun ini bisa khatam Quran, selesai membaca 30 Juz dalam kurun waktu 30 hari.
Amalan yang menantang. Terlihat sederhana namun butuh motivasi dan dukungan. Itulah kenapa membaca alquaran secara tadarus bisa dibilang lebih meringankan dan menambah motivasi. Saling mengingatkan dan saling menyemangati.
Tak harus membaca 1 juz di satu waktu selama Ramadan, bisa juga 1 juz tersebut dicicil menjadi beberapa lembar dan dibaca menjadi beberapa kali dalam sehari. Hal itu sangat membantu, mengingat membaca 1 juz jika belum lancar bisa memakan waktu kurang lebih 1 jam. Maka mencicil adalah solusi. 1 juz bisa dibaca dalam 2-3 waktu. Seperti tabel berikut dibawah ini.
Bagi saya pribadi, melakukan amalan membaca Al-Qur'an setiap hari juga menjadi sebentuk nostalgia masa kecil dulu. Dimana hampir setiap hari kecuali malam Jumat mengaji bersama anak-anak kampung pada salah satu Kyai. Kenangan itu membekas hingga kini. Itulah kenapa amalan membaca Al-Quran menjadi pilihan utama selain amalan lain.
Jadi, apapun amalan ramadan yang kita lakukan semoga menjadi perantara kebaikan. Demikian tadarus bisa menjadi upaya memperat ukhuwah islamiyah.