Lihat ke Halaman Asli

Tamita Wibisono

TERVERIFIKASI

Creativepreuner

"The Power Of Mefet" #SamberTHRKompasiana, Memacu Adrenalin ala Deadliners Garis Keras

Diperbarui: 9 Mei 2021   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terima kasih Kompasianers semua.dokpri

Jika tidak salah ingat  ini adalah tahun ke 3 ajang samber THR kompasiana digelar. Gegap gempitanya sudah menyaingi ajang pencarian bakat di layar televisi. Bahkan menyerupai ajang penobatan putra/putri penulis paling berbakat di negeri ini.

Sebagai seorang deadliners garis keras, yang suka posting menjelang waktu 00.00, ini adalah sebentuk pendisiplinan diri. Apa mau dikata, garis tangan menjadikanku sebagai deadliners garis keras seolah suratan takdir yang tidak mudah diubah bergitu saja.

Dari hari pertama sampai hari ini dan tanggal 14 nanti, tolong jangan merindukan tulisanku pada siang,sore atau sebelum jam 22.00. kalaupun tulisan itu masih bisa bertahan pada pagi hari itu, semata karena mukjizat dan support para pembaca yang budiman. 

Capture akun Twitter @taminovatif.dok.pri

Tentu ditambah dengan kedermawanan kompasianer yang memberi jejak rating nilai. Sehingga tak disangka tak dinyana tulisan saya bisa nangkring sebagai salah satu artikel terpopuker atau nilai tertinggi. Maturnuwun, Terima kasih, Sakalangkong, Xie-Xie, Merci saya ucapkan dalam multi-lingual.

Andai para pembaca yang budiman beserta Admin Kompasiana yang baik dan tidak sombong mengetahui, dibalik layar seorang deadliner garis keras berusaha untuk posting tulisan setiap hari selama samber THR sesuai tema dan tantangan yang diberikan, pastinya saya sebagai salah satu dari sekian banyak kompasianers yang akan mendapat kiriman bunga beserta hampers minuman kopi kekinian sebagai doping agar tulisan tidak mati gaya, apalagi mati rasa.

Capture Twitter @taminovatif. Dok.pri

Dan oleh sebab itu, untuk menggenapkan sebuah kemerdekaan menulis yang berdaulat, adil dan makmur maka dibuatlah tulisan malam ini.(sudah kayak paragraf dalam pembukaan UUD 45 nih?).

Intinya curhat hatee seorang deadliners garis keras tuh ya, wow banged. Sampe-sampe tengah malam japri admin Kompasiana, kenapa artikel saya kok gag dikunci hampir 1 jam?! Jangan-jangan artikel saya auto  diskualifikasi? Wkwkkwk. 

Capture akun Twitter @taminovatif.dok.pri

Hingga pernah dalam panik yang berusaha terus saya tekan, 1 artikel tiba-tiba hilang menjelang pukul 00.00. Entah kenapa  fungsi auto save mengalami gangguan di hape saya. Lelah, letih lesu dan langsung lemes. Jika sudah begitu ikhlas adalah Koentji dibarengi dengan tidur untuk melupakan betapa pahit nasib deadliners garis keras.

Tapi berdasarkan evaluasi perbandingan dengan samber THR tahun lalu, saya relatif merasa lebih bersemangat dengan tahun ini. Tantangannya beragam begitupun dengan reward yang diberikan. Siapa sih yang ga mau menjadi pemenang?

Dok.pri capture Twitter @taminovatif

Bukan tipe yang muluk-muluk kudu dapat yang Ter deh atau mimpi Juwara 1. Jadi pemenang salah satu mysteri challange/topik aja sudah lumayan beud. Masukan/saran samber tahun depan nih, buat artikel duet antara 2 penulis. Atau misalnya menulis tokoh agama yang ada di daerah masing-masing. Jangan lupa hadiahnya ditambah. Misalnya 25 orang terpilih dapat souvenir Kompasiana. Atau uang elektronik.

Last but not least, samber THR Kompasiana membuat saya kembali merasakan bahagianya mendapat K-reward bulan April yang secara nilai lumayan banget. Bisa buat beli kolak kata Kompasianers Topik Irawan . Ayoo tahun depan kita bersamberTHRKompasiana lagi yaa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline