Lihat ke Halaman Asli

Tamita Wibisono

TERVERIFIKASI

Creativepreuner

Jelang Lebaran Belanja Secukupnya, Membeli Produk Usaha Kawan Itu yang Utama

Diperbarui: 8 Mei 2021   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri. memberi kue lebaran dari kawan

Belanja dan Lebaran, dua hal yang sebenarnya memiliki dua fungsi ruang yang berbeda. Lebaran merupakan ruang keagamaan satu tahun sekali yang menjadi momen saling memaafkan. Sementara belanja adalah ruang ekonomi yang bisa dilakukan kapan saja.

Entah kenapa baik lebaran ataupun belanja seolah identik saling mengiringi. Belanja tanpa menunggu mendekati lebaran sangat bisa. Tapi kenapa lebaran tanpa belanja seolah tidak biasa?!. Menjelang lebaran, pusat perbelanjaan adalah tempat yang banyak dikunjunngi oleh hampir sebagain besar masyarakat. 

Dok Pri. Antrian modern market belanja jelang lebaran

Baik tempat belanja tradisional ataupun modern, biasanya akan ramai diserbu pembeli. Sejatinya lebaran bukanlah sebuah momentum pesta yang harus menyediakan aneka makanan,minuman hingga pakaian batu. Semua itu hanyalah sunah. Yang wajib adalah memaafkan.

Meski secara hukum agama perayaan lebaran yang berdampak pada kebutuhan belanja pakaian, kue, sirup dll adalah sunah. Kenyataan dalam masyarakat menjadikan lebaran sebagai tradisi yang seolah diwariskan secara turun temurun. 

Seminggu sebelum lebaran, belanja bingkisan lebaran untuk dibagikan menjadi tradisi kirim parcel, meski kemudian dilaran. Namun tetap saja, aneka hampers tetap disiapkan.

Bahkan di Tegal yang merupakan kampung halaman saya, ada istilah "Prepegan", dimana pasar tradisional menjadi sangat ramai karena masyarakat belanja kebutuhan lebaran. Biasanya Prepegan berlangsung H-2 hingga H-1 lebaran. Maklum, pada hari pertama dan kedua lebaran para pedagang umumnya memilih libur. Maka dari itu belanja kebutuhan lebaran pun menjadi  meningkat atau berlipat.

Era pandemi tetap Belanja sih, tapi ...

Tahun kedua umat muslim di dunia,khususnya di Indonesia merayakan lebaran ditengah pandemi. Era kebiasaan baru wajib untuk mentaati prokes. Meski sempat ada insiden tanah Abang dimana kerumunan orang berbelanja tanpa menjaga jarak hingga beberapa diantaranya dengan santai tidak menggunakan masker.

Ya, berbelanja pakaian/baju baru memang identik dengan lebaran. Meski lagi-lagi itu sunah,alias tidak menjadi suatu keharusan. Saya termasuk yang menghindari belanja pakaian untuk lebaran di pusat-pusat perbelanjaan.

Jika masih punya baju yang terbilang bagus dan jarang dipakai, maka bagi saya cukup berlebaran dengan baju tersebut saja. Lebaran yang penting mengenakan baju yang nyaman dipakai untuk ibadah shalat Ied hingga silaturahmi. Itu prinsip saya.

Berbeda halnya dengan baju yang tidak masuk prioritas daftar yang harus dibeli/dibelanjakan, maka kue kering, dan kebutuhan bahan makanan untuk stok minimal selama seminggu rentang waktu setelah lebaran harus tetap saya beli.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline