Lihat ke Halaman Asli

Tamita Wibisono

TERVERIFIKASI

Creativepreuner

3 Jam bersama Panembahan Reso, antara Wanita dan Singgasana Raja

Diperbarui: 26 Januari 2020   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

teras.id

Penuh intrik, namun terkesan heroik. Itulah inti dari apa yang menjadi langgam cerita sang Reso. Sosok ambisius yang terdukung oleh situasi dan kondisi. Tokoh utama sekaligus menjadi judul dari pementasan teater Mahakarya W.S Rendra ini sungguh sarat makna atas tabir kuasa.

Kisah berlatar sebuah kerajaan tanpa permaisuri utama dan memiliki 3 selir beserta masing-masing anaknya ini sejatinya merupakan karya lama Rendra pada tahun 1986. Praktis Karya teatrikal ini telah cukup dimakan usia. Namun bukan berarti jalan ceritanya menjadi basi. Justru sebaliknya, menjadi cermin bagi pelaku lintas zaman.

Panembahan Reso era tahun 1986 konon dipentaskan selama kurang lebih 6 jam. Teater kontemporer kala itu masih didominasi oleh kekuatan dialog, monolog dan kalimat yang berdiksi khas si burung merak.

Namun Panembahan Reso yang dipentaskan pada 25-26 Januari 2020 di Ciputra Artpreuner kini dipadatkan sedemikian rupa tanpa menghilangkan essensi cerita dari karya asli W. S Rendra.

Hasilnya? 3 jam Panembahan Reso "reborn", begitu memukai dengan melibatkan para pemilik talenta handal baik itu kalangan teater, koreografer, penata musik, penata rias dan busana hingga tata panggung, sound dan lighting yang teracik sedemikian apik.

Dok.pri

Alhasil,menonton Panembahan Reso di era Milenial ini dibuat takjub tak hanya dari sisi ceritanya saja, melainkan efek kolosal hadir begitu nyata. Sinergi para pemain teater gabungan yang berasal dari Yogjakarta, Solo dan  Jakarta ini patit diacungi jempol.

Hal yang tak kalah penting ada pada pemain yang memerankah tokoh inti itu sendiri. Sebut saja Whani Dharmawan (Panembahan Reso) yang aktingnya cukup mencuri hati sebagai Darsam dalan Bumi Manusia; serta pemain warok dalam Ku Cumbu Tubuh Indahku. Si cantik pemeran Nyai Ontosoroh, She Ine Febriyanti (Ratu Dara) pun total dalam bermain peran. Tak kalah menarik hadirnya pedangdut Ucie Sucita (Siti-Asasin, pembunuh bayaran berdarah dingin) yang turut mewarnai jalan cerita.

Tak hanya ketiga tokoh diatas saja, turut berpentas sederet pegiat teater antara lain :Ruth Marini,  Sruti Respati,, Maryam Supraba, Gigok Anugoro, Jamaludin Latif, dan Dimas Danang Suryonegoro dan puluhan pemeran pendukung yang luar biasa. Panembahan reso berdurasi 3 jam ini disutradarai oleh Hanindawan dengan asisten sutradara Sosiawan Leak.

Pementasan ini didukung oleh banyak kalangan yang selama ini telah malang melintang  di dunia kreatif, tak terkecuali Ken Zuraida (project) yang merupakan istri dari almarhum Rendra. Bertindak sebagai produser pementasan Auri Wijaya yang selama ini berkecimpung di Genpi.co.

Reso dan Ratu Dara di mabuk Asmara Demi Kuasa . Dok.pri

Tiga jam bersama Panembahan Reso yang dalam kacamata perempuan saya "reborn", dan bisa menjadi kaca benggala bagi para pemangku kuasa. Kisah tentang pergolakan tahta raja dan wanita seolah abadi adanya.

Sejak zaman dahulu kala, sekarang hingga kelak di kemudian hari pun wanita dan singgasana kuasa bak dua hal yang sulit untuk dipisahkan. Bukan kembar siam memang, keduanya saling berpengaruh. Tarik menarik, berlawanan, hingga kadang saling membutuhkan. Dimana ada singgasana kuasa, maka hadirnya pancaran wanita menjadi sesuatu yang luar biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline