Momentum ramadan di sekitar istiqlal juga menjadi berkah bagi banyak pedagang takjil dan pedagang lainnya yang menggelar lapak mereka di halaman istiqlal. Aneka takjil dan menu berbuka dapat kita jumpai disini. Baik dari pintu masuk sebrang halte bus Trans Jakarta Juanda ataupun Pintu masuk utama yang berseberangan dengan gereja Katedral.
Penuh sesak dan sedikit berjubel memang. Diantara deret parkir kendaraan roda empat, terdapat lapak-lapak pedagang minuman hingga anek panganan. Tak perlu kuatir kehabisan takjil jika kita berada di kawasan masjid Istiqlal. Banyaknya pedagang dan stok makanan dan minuman cukup membuat kita tenang beribadah terlebih dahulu. Apalagi pihak panitia ibadah Ramadan Masjid Istiqlal menyediakan menu berbuka secara cuma-cuma setiap harinya.
Namun tetap saja, tak lengkap rasanya jika tidak mencicip salah satu minuman atau makanan takjil yang banyak dijual di Istiqlal. Selepas kumandang azan maghrib saya pun mencari jenis minuman manis untuk melepas rasa haus dahaga akibat seharian berpuasa. Es doger menjadi salah satu pilihannya. seporti es doger dengan isian potongan tape, roti, ketan hitam dan bubur mutiara ini dibandrol dengan harga 5 ribu rupiah saja. Harga yang bisa dibilang wajar, terjangkau dan cukup menyenangkan. Selain es doger saya pun mendatangi penjual es kacang hijau. Lagi-lagi dengan harga yang sama saya mendapatkan rasa yang cukup enak untuk minuman sehat berbahan kacang Hijau.
Perempuan penjual dua jenis minuman yakni es kacang hijau dan es jeruk peras ini sedang hamil. Dia mengaku senang berdagang di komplesk Istiqlal selama ramadan. Dua jenis minuman yang dia jual selalu habis saat malam selepas tarawehan. Tidak percuma Jauh-jauh datang dari Pekanbaru Riau dan bermukim sementara di kawasan Tanah Tinggi. Nyatanya dua jenis minuman yang dijual memiliki rasa yang banyak diminati pembeli.Persis disebelahnya, lagi-lagi perempuan berkerudung tampak asik menghitung uang dalam dompet yang diletakkan dipangkuan. Tiga wadah besar tempat menaruh daganganya yang beralaskan daun pisang telah kosong.
Laris manis penjual pecel ala kawasan istiqlal ini diserbu sejak sebelum bedug maghrib berbunyi. Begitu juga dengan bihun dan gorengan yang disandingkan sebagai pelengkap makan pecel. Saya pun urung menikmati pecel khas istiqlal malam tadi. Sampai dengan selesai shalat taraweh , sekitar pukul 21.00 kawasan istiqlal masih ramai lalu lalang mereka yang berniat melangsungkan ibadah dan mereka yang berdagang mencari berkah.
Selepas menunaikan ibadah dan puas mencicip beberapa menu minuman ala pedagang takjil Istiqlal saya pun bergegas pulang. Sempat bertemu pengunjung istiqlal di stasiun Juanda. Dan ketika saya bertanya, pernahkah dia membeli takjil di Istiqlal, sayang dia menjawab belum pernah. Namun perempuan muda yang datang dari kawasan Pasar Minggu ini mengungkapkan kedepan dia tak akan melewatkan kesempatan membeli takjid di sekitar Istiqlal. Nah bagi yang melintas sekitar Istiqlal, siap berburu takjil sembari beribadah raamadan? IStiqlal bisa menjadi salah satu piliha n
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H