Ramadan selalu menjadi berkah bagi tiap insan. Bagi sebagian kalangan, bulan seribu kebaikan menjadi ladang untuk meningkatkan kualitas ibadah melaui puasa, taraweh, tadarus dan banyak ibadah lainnya. Jika ibadah di bulan Ramadan dilakukan dengan ikhlas maka ganjaran yang diberikan pun menjadi berlipat ganda. Demikian pula bagi mereka yang menekuni dunia usaha, tak terkecuali usaha online.
Aneka macam komoditas ditawarkan melalui lapak-lapak online. Dari yang sudah memanfaatkan teknologi industri 4.0 hingga yang kelas amatiran melalui media sosial. Beberapa jenis produk yang kerap ditawarkan antara lain aneka kue kering, aneka produk minuman, fashion anak, dewasa hingga orang tua, peralatan ibadah, hingga kebutuhan menjelang lebaran berupa toples, gelas dan ragam aksesoris lainnya.
Sebut saja zee, ibu rumah tangga yang tinggal di Tonjong Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Sedari menjelang puasa, dia menggunakan facebooknya sebagai etalase untuk memasarkan aneka barang yang dijual secara online. Setiap saat, time line nya dipenuhi dengan postingan foto aneka kue, baju hingga pernik kebutuhan yang cukup menarik untuk dilirik. Saya sempat melakukan chat melalui nomor WA yang dicantumkan sebagai kontak bagi calon pembeli yang serius.
Beberapa kali Zee sempat memamerkan bukti transfer dari sejumlah pelangganya. Nominalnya beraneka ragam dari mulai pulihan ribu hingga ratusan ribu. Jika dilihat zee memang masuk dalam kategori pengusaha online pemula dengan skala sedang. Dia memanfaatkan momentum ramadan untuk meningkatkan omsetnya secara maksimal.Sedikit banyak zee pun terlihat berhasil. Aneka rupa komoditas dia tawarkan tanpa ada diskriminasi kepada calon pembelinya.
Komunikasi melalui chat WA tercipta begitu hangatnya, dari mulai tanya-hanya harga hingga ketersediaan ukuran. Zee, seolah tidak mengindahkan siapa calon pembeli yang sedang berkomunikasi dengannya. Hanya sebentuk komunikasi yang berupaya meyakinkan pembeli saja dia maksimalkan tanpa ada tendensi curiga apa motif dibalik chat lewat WA dari para pembelinya.
Baginya, berprasangka baik kepada calon pembeli adalah kewajiban utama agar rejeki dari jualan online mengalir dengan derasnya. Hampir semua penjual online menaruh kepercayaan penuh kepada calon pembeli tanpa curiga akan modus kejahatan yang bisa saja terjadi.
Panggilan Agan, sista dan bunda seolah menambah keakraban komunikasi melalui chat WA. Meski kedua pedangan dan pembeli tidak berhadapan secara langsung, namun transaksi tak jarang berlangung begitu saja. Pembelinya pun tidak saja berasal dari daerah Tonjong,Brebes dan sekitarnya. Dari Jakarta , Bandung, hingga kota-kota lainnya ia jangkau dalam sekejap.
Sejauh ini zee merasa nyaman dan lancar-lancar saja mengoptimalkan usaha online melalui sosial media. Dia memberlakukan SOP seperti halnya kebanyakan usaha online dimana calon pembeli yang serius harus melakukan transfer pembayaran terlebih dahulu. Baru dia kan mengirim barang sesuai pesanan.Bersyukur zee belum pernah menjadi korban kejahatan perbankan berupa bukti transfer palsu. Tak jarang beberapa pengusaha online pernah menjadi korban kejahatan semacam ini.
Terkadang jumlah uang yang dipalsukan bukti transfernya memang tidaklah seberapa. Hal itu terlihat sepele bagi pengusaha online yang omsetnya sudah mencapai puluhan hingga ratusan juta. Lalai mengecek jumlah mutasi saldo baik berupa saldo terakhir, penambahan dan pengurangnya terkadang menjadi celah bagi modus kejahatan semacam ini.
Bagi pengusaha online dimanapun berada, meski sibuk melayani pesanan saar ramadan tetap waspada dengan segala bentuk kejahatan perbankan ya. Gunakan Mobile banking yang terintegrasi dengan gawai agar segala bentuk transaksi dapat di cek secara langsung.
Jangan mudah percaya dengan bukti transaksi transfer berupa foto yang dikirim calon pembeli. Pastikan transaksi transfer benar-benar sudah dilakukan melalui fasilitas mobile Banking BCA misalnya. Fiturnya mudah digunakan dan bisa mengecek detail transaksi maksimal selama 31 hari terakhir lho.