Alkisah di sebuah desa nan telah tersusupi unsur milenials bernama Gagah Dara, tersebutlah perempuan jelita yang tidak mempan oleh prahara cinta. Meski dalam sebuah bilik jiwa nun tersembunyi lagi melalui pintu rahasia, ia kerap merasakan nestapa asmara. Ia senantiasa mengunci rapat-rapat bilik nestapanya. Disiapkannya gerendel dan gembok khusus agar tak sembarang kunci bisa membukanya. Sebab ini bukan bilik asmara, sebuah tempat yang menjadi lokasi bercinta sesaat saja.
Sadar dirinya hanya perempuan desa, dia pun harus puas lagi bangga tatkala Simbok dan Bapaknya memberinya nama pasaran namun sarat Makna. Sri Kendi, bukan Sri Kandi. Ada selubung tabir terkait nama yang melekat.
Hingga kelak suatu saat, akan membuat kisah Sri Kendi mengalahkan jalan cerita nan panjang lagi mengular layaknya sinetron tersanjung di zaman yang telah lewat. Beruntung, Sri kecil tumbuh di sebuah keluarga terpandang yang menjadikannya tumbuh menjadi gadis sempurna dimata hampir semua yang memandangnya.
#####
"Sri..."
lirih bibir mungil merah jambu yang nyaris tak kenal gincu itu berujar dalam sebuah momen perkenalan
Sementara sang pemuda nanar memandang tubuh sintal perempuan dihadapannya nyaris tak berkedip .
Ini kali kesekian pemuda datang silih berganti dikenalkan pada Si Sri, anak semata wayang Mbok Lurah.
Aki Pari, Sang Bapak yang menjadi juragan beras puluhan tahun itu nyaris menyerah membujuk Srikendi, nama lengkap si Sri untuk lekas memiliki suami.
"mau mencari laki-laki model apa tho kamu itu Sri,,,sri..."
Aki pari hanya bisa mengelus dada
Srikendi masih tidak belum menunjukkan tanda jika hatinya menerima Thoyib. pemuda desa yang sudah berpengalaman merantau di Kota dan sudah tiga lebaran tak pulang-pulang. Konon kepulangan Thoyib ke desanya atas pesan khusus mbok lurah agar bisa membantu menaklukan tingginya tembok cinta yang menutup hati Sri Kendi. Dengan cara apapun, Thoyib satu satunya pemuda desa yang menjadi harapan mbok Lurah.
Mbok Lurah sudah mengerahkan pemuda dengan tampang lumayan di desanya untuk memikat hati anak gadisnya. Sebelum dipertemukan, tak jarang para pemuda itu diminta menjalani laku tirakat, puasa weton, mandi kembang hingga mendapat bekal jopa japi dari mbah kowor dukun kondang tetangga desa.
Namun aura keperkasaan Srikendi tak mampu ditembus begitu saja. Pemuda-pemuda tersebut tak mampu membuat Sri tergila-gila. Yang ada malah sebaliknya, ada salah satu pemuda yang justru gila akibat cintanya ditolak mentah-mentah oleh Srikendi.
Tak ingin bernasib sama dengan para pemuda sebelumnya, Thoyib tampil beda. Mental kelaki-lakian yang pantang mundur telah terbentuk selama dia merantau di Kota. Jangankan Srikendi, dulu ada artis kelas teri yang akhirnya berhasil dia pacari meski hanya untuk sekedar cari sensasi.