Ketika bintang sudah menempati orbit yang tepat, sinarnya tidak hanya mampu menarik perhatian semua kalangan. Konon, perpindahan gerak sang bintang (dimana para awam menyebutnya dengan bintang jatuh) pun diyakini akan membawa keberuntungan bagi orang yang melihatnya.
Demikian saya meng-ibaratkan kemunculan sosok Erick Thohir yang belakangan menjadi sorotan banyak pihak. Dari para pengusaha ,politisi, tanpa kecuali kalangan emak-emak hingga generasi zaman now.
Hadirnya Erick Thohir (ET) di jagad perpolitikan nasional menjadi sebuah fenomena politik masa kini yang menarik untuk dicermati. Tak Ubahnya kemunculan Jokowi pada Pilgub DKI tahun 2012 lalu.
Jokowi mampu tampil beda dengan trend blusukan dan menjadi media darling. Nyata, Jokowi membawa keberuntungan politik hingga sukses meraih kursi Presiden tahun 2014. .
Lantas bagaimana dengan ET? Sukses memegang tongkat komando perhelatan Asian games 2018, tentu bukan prestasi yang bisa dianggap biasa-biasa saja. Semoga dibalik segala prestasi yang dimilik ET, dia juga bisa menjadi "ndaru"(bintangjatuh) yang membawa sukses 2 periode bagi Jokowi.
ET terbukti mampu meracik ruang sportifitas dengan sangat spektakuler. Kiprahnya sebagai ketua pelaksana, tidak saja mampu memanage kompleksitas kebutuan event secara internal, tetapi juga mampu menggaungkan nama Indonesia sebagai tuan rumah ajang olahraga terpercaya di mata dunia. Asian Games 2018 boleh saja berakhir, tidak demikian halnya dengan kiprah Erick Thohir.
Erick Thohir, Sebuah Fenomena "Political-Darling"
Integritas pengusaha muda yang belum genap berusia 50 tahun ini tentu tidak diragukan lagi. Banyak pihak telah mencatat rekam jejak Erick Thohir dalam lingkup nasional bahkan internasional.
Dari Bisnis Olahraga hingga kepemilikan jaringan media. Tidak ingin menebar garam di lautan, saya pun mencoba menghadirkan sudut pandang yang sedikit berbeda dalam tulisan ini. Sehingga catatan kesuksesan seorang ET bukan hanya merupakan perulangan cerita yang yang sudah ada sebelumnya.
Ketiban sampur, demikian istilah Jawa yang saya gunakan manakala Erick Thohir didaulat menjadi Ketua Tim Sukses Jokowi - Amin Ma'ruf pada Pilpres 2019. Bukan sebuah kebetulan,tentu sudah melalui sekian banyak pertimbangan. Masuknya Erick Thohir di pusaran politik pilpres 2019 tak tanggung-tanggung. ET pun memegang tongkat komando selevel dengan Panglima perang ala kubu Prabowo- Sandi.
Kejutan politik kembali Jokowi ciptakan dengan memasang ET sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin. ET mulus mendaratkan jejaknya di "skuadron tempur politik" yang berisi 9 partai politik pengusung. Belum lagi ratusan ribu relawan, ormas, organisasi profesi serta simpatisan pendukung Jokowi.