Perjalanan Ke Kota Malang terasa istimewa kali kemarin. Empat jam perjalanan Kediri- Malang dengan moda kereta api, tak membuat tenaga saya surut untuk menjelajahi kawasan kota Malang. Agenda Bolang, salah satu komunitas kompasiana yang berbasis di Malang dan sekitarnya ini tidak saya lewatkan begitu saja. Dalam konsep gathering yang santai, anggota Bolang yang hadir mendapat privilegemenginap 1 malam di sebuah hostel dengan konsep kapsul yang sedang nge hits di kalangan traveller kekinian.
Jam Menunjukkan 12. 35 menit saat kereta Dhoho berhenti dan menurunkan penumpang, termasuk saya di stasiun Malang Kota Baru. Di stasiun inilah para penumpang yang turun memiliki tujuan sekitaran pusat Kota Malang. Dari hasil pembicaraan di grup WA, konon letak lokasi kegiatan sekaligus tempat bermalam bagi teman- teman Bolang pada kesempatan ini tak jauh dari stasiun Malang Kota Baru. Bisa berjalan kaki, sekitar 15-20 menit saja katanya.
Niat hati ingin berjalan kaki, apa daya teman Bolang yang baik hati melintas dan mengantarkan saya ke lokasi wood Lot yang tenyata cukup dekat sekali. Dengan membonceng sepeda motor, perjalanan tidak lebih dari 10 menit, melintasi Alun-alun Tugu Malang dan kawasan lain yang cukup asri. Hostel bernuansa ruko minimalis ini berada di kawasan yang cukup strategis Kota Malang. Letaknya di Ruko Majapahit Jl. MGR Sugiyopranoto No.3, Kiduldalem, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Persis di seberang Wood Lot, tampak Gereja Kayu Tangan, bangunan religius dengan Arsitektur ghotic nan menawan..
Penasaran dengan konsep kapsul yang ditawarkan, saya pun bergegas masuk ke dalam bangunan Ruko tiga lantai yang telah disulap menjadi tempat menginap ala backpacker. Interior dan pernak pernik yang ditata dengan ciamik tampak memanjakan mata tamu yang hendak menginap. Terdapat mural yang berisi gambar bertema travelling dan beberapa ikon Kota Malang di salah satu sisi dinding ruang lantai 1 ini. Pelayanan resepsionis nan sederhana namun tetap cekatan menjadi awalan bagi saya untuk membuka cerita tentang apa dan Bagaimana Hostel yang baru beberapa bulan beroperasi.
"Kenapa sih mbak kok namanya wood lot? "tanya saya sembari menyelesaikan proses chek in.
"karena sebagian besar material yang kami gunakan menggunakan kayu" singkat lagi padat Mbak Resepsionis menjawab
Belum sempat saya melontarkan pertanyaan lain, dengan cekatan si mbak menyerahkan kunci sembari memberi penjelasan, bahwa kunci yang saya terima adalah kunci loker tempat menyimpan barang-barang yang terletak di lantai 3, bersebelahan dengan bed yang akan saya tempati untuk beristirahat nanti.
Tak sebatas itu, saya dipersilahkan untuk menyimpan alas kaki yang saya gunakan di loker samping meja resepsionis dan mengganti alas kaki dengan sandal yang mereka sediakan secara khusus. Wah, stay in experince baru nih.
Konsep mengganti alas kaki dengan yang sudah disediakan ini selaras dengan Go Green Live styledimana suasana bersih setiap saat akan menghemat segala bentuk energi dan penggunaan bahan kimia produk kebersihan. Menarik lagi unik.Tidak sebatas itu, terdapat aturan tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman ke areal lantai 2 dan 3. Tidak berisik dan menjaga ketenangan adalah sebuah keharusan bagi setiap individu yang menginap disini.
Dari Gathering Blogger Kompasianer Malang Hingga Sensasi Hostel Kapsul Ala Rumahan
Menjelang sore, suasana Kota Malang semakin menambah keinginan untuk melangkahkan kaki mengitari pusat keramaian yang tak jauh dari Wood Lot Hostel. Desain dan tata ruang hostel ini seolah menambah energi bagi para pelancong untuk sekedar city tour. Terjawab sudah rasa penasaran saya dengan konsep hotel kapsul yang sempat ramai diperbincangkan para pejalan dengan budget minimalis. Gambaran bahwa hotel kapsul cenderung menghadirkan sekat sempit yang membuat sesak nafas bagi pengidap Claustrophobia sama sekali tidak saya temukan di Wood Lot Hostel.
Begitu menaiki tangga yang menghubungkan lantai 2 dan 3, kesan minimalis kian kentara. Tempat tidur dengan single bed bersusun dua atas bawah. Dipasang saling berhadapan dengan spacekosong di tengahnya. terpasang cermin yang menempel pada salah satu sudut dinding diantara kedua bed susun tersebut. Horden rempel tebal berwarna cokelat susu yang senada dengan warna kayu tepasang menutup seluruh sisi depan tempat tidur. Rapat sempurna tanpa takut terlihat siluet dari dalam sekalipun. Aman kecuali ada tangan yang sengaja menyingkapnya.
Sempat di dampingi oleh awak Wood Lot Hostel, saya dan beberapa anggota bolang yang lebih dahulu datang diperlihatkan beberapa fasilitas Wood lot. Selain Bed, loker penyimpanan barang, terdapat sudut yang digunakan untuk keperluan ibadan shalat di lantai 2. Masing-masing lantai terdiri dari 26 bed. Total berjumlah 52 bed. lengkap dengan fasilitas AC yang tetap membuat ruangan dalam kondisi sejuk.
Tiap lantai dilengkapi dengan fasilitas umum berupa 3 kamar mandi shower, dan 2 water closet yang tepisah satu sama lain. Tidak perlu kuatir dengan antrian, selama hostel ini tidak full bookdijamin masih bisa menikmati mandi sembari bernyanyi.