Sejak suami dalam masa pemulihan pasca mengalami kecelakaan kerja, praktis hampir seluruh waktu saya berada di rumah. Terlebih untuk sementara, kami menempati rumah yang merupakan fasilitas dari perusahaan tempat suami bekerja. Hunian baru kami berada di lingkungan yang masih asri. Berada di sebuah desa yangmengarah ke kawasan wisata Telaga Sarangan, sisi Selatan Kaki Gunung Lawu.Tepatnya di Kabupaten Magetan - Jawa Timur.
Lain lubuk lain belalang, begitu peribahasa yang menggambarkan perbedaan suasana. Dari yang semula tinggal tak jauh dari pusat kota Madiun,sekarang ini kami berada di sebuah Desa. Adaptasi dengan suasana dan lingkunganbaru, tentu menjadi sebuah keharusan. Tak terkecuali urusan adaptasi makanan yang cocok di lidah. Beberapa orang menyebut, selera lidah terkadang turut menentukan betah tidaknya kita berada di sebuah wilayah.
Begitulah, hari demi hari kami lalui. Suasana desa tentu sangat berbeda dengan suasana kota. Saat sore menjelang misalnya, seketika suasana menjadii sepi. Jarang orang berlalu lalang terlebih beraktifitas sosial di luaran. Bersyukur,tepat di seberang jalan ada warung pecel yang buka tiap sore hingga malam hari .Meski sesekali warung pecel itu tutup akibat cuaca yang kurang bersahabat. Sekali dua kali bolehlah mengkonsumsi pecel sebagai menu makan bercitarasa tradisional yang praktis siap saji. Tapi jika setiap hari menunya itu-itu saja. Bisa mengganggu selera makan juga kira-kira.
Alhasil sebagai istri, saya harus pandai-pandai mensiasati keadaan. Belanja bahan makanan pilihan untuk ditampung sebagai persediaan menjadi sebuah kewajiban. Masa pemulihan suami mengharuskan saya memilih menu dengan kandungan gizi yang cukup signifikan. Hal itu untuk mempercepat kesembuhan suami pasca operasi tulang. Terlebih dokter menyarankan kandungan protein yang cukup dengan tetap memperhatikan batas kalori agar berat badan suami bisa sedikit berkurang. Maklum, suami tergolong pemilik berat badan yang subur.Wajar jika kemudian makanan yang disajikan pun harus memenuhi standar menu diet.
Sore itu, saat rinai gerimis mulai menambah dingin suasana,seperti biasa saya sigap menyiapkan menu hangat yang bisa kami santap. Pilihan jatuh pada Kreasi Bakmi Mewah. Akhir-akhir ini saat menonton televisi, kerapkali iklan Bakmi Mewah mengundang rasa penasaran akan cita rasanya. Jadilah produk Mayora dengan kemasan deluxe satu ini masuk dalam daftar yang harus dibeli ketika belanja. Sumringah, ketika mengambil beberapa kotak bakmi mewah dari rak sebuah pasar modern. Beli 2 harga lebih murah. Walah- walah, Ibu rumah tangga mana yang tidak suka dengan potongan harga ?
Berhubung sedang dalam masa diet, sayur yang berlimpah menjadi pilihan pelengkap sajian. Tidak perlu repot menambahkan protein sebab sudah ada ayamasli di dalamnya. Tak sabar untuk membuka kotak kemasan bakmi mewah yang elegan. Bungkus plastik luarnya begitu mudah di koyak. Terdapat garis pembukadi dua sisi depan kemasan kotaknya. Cukup tekan dengan ujung jari kemasan pun terbuka.
Kemasan ganda Bakmi mewah ini menunjukkan standar kualitas yang prima. Mie dibungkus terpisah. Sementara ayam dikemas dalam bungkus aluminium foil. Begitu juga dengan Saus sambalnya. Ada juga sayuran kering yang dikemas tersendiri. Sempat saya mencari bumbu serbuk. Ternyata ini yang membuat istimewa. Bakmi Mewah tidak menggunakan bumbu serbuk. Cukup dengan kecap asin dan minyak bening yang aromanya menyerupai minyak wijen. Ini sih bakmi dengan rasa autentik restoran berkelas.
Sambil mamasak racikan bakmi mewah dalam panci, saya pun membayangkan cita rasa bakmi yang kerap kali menjadi suguhan menu oriental.Dari cita rasa Oriental, Bakmi kemudian diadaptasi kedalam cita rasa tradisional. Tentu bakmi tradisional yang tidak asing namanya antara lain Bakmi Jawa alias bakmi Godhog (rebus). Di beberapa daerah Bakmi Godhog melahirkan inovasi bakmi Nyemek. Nyemek sendiri merupakan bahasa jawa yang memiliki arti kuahnya sedikit dan cenderung mengental. Orang Tegal bilang "Mbleketaket".
Cita rasa bakmi Jawa nan mbleketaket inilah yang saya hadirkan dalam kreasi Bakmi Mewah sore hari saat gerimis menghampiri.Coba bayangkan, seandainya harus mencari menu bakmi jawa di daerah baru dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat.Ternyata tinggal di Desa makan dengan citarasa menu berkelas pun tetap bisa, asalkan kreatifitas dapur dapat senantiasa terlaksana. Begitu kira-kira.
Begini Cara Saya Menghadirkan Cita Rasa Mewah Nan Sederhana