[caption caption="DWP sumber www.suaradamayanti.com"][/caption]
Malam itu sesaat setelah peristiwa ketegangan di Sarinah, 14 Januari 2016 ketika semua mata hampir tertuju pada pemberitaan terkait teroris, korban bom hingga polisi ganteng, tanpa sengaja saya membaca berita di halaman online yang menyebut bahwa Anggota DPR berinisial DWP lengkap dengan foto cantiknya terpampang, disebut telah tertangkap tangan oleh KPK pada malam sebelum peristiwa Sarinah terjadi.
Lagi-lagi berita kejutan diawal tahun dari para penghuni gedung rakyat. Merasa bahwasanya pada tahun 2014 saya menggunakan hak pilih di Tegal, maka saya pun menaruh perhatian khusus dengan pemberitaan ini. Meski sepertinya saya tidak menyumbang suara bagi perolehan suara yang meloloskan DWP mendapat kursi senayan. Anggaplah ini sebagai sebuah bentuk kepedulian akan daerah asal saya yang wakil rakyatnya tengah tersangkut masalah tipikor. Sekaligus sebagai sebuah renungan bersama. Jujur saja saya sendiri meminimalisir hal-hal yang terkait dengan politik untuk masuk dalam ranah kehidupan pribadi saya.
Satu per satu berita terkait tangkap tangan DWP saya telurusi melalui beberapa situs. Secara pribadi saya tidak mengenal dekat dengan perempuan yang lolos ke senayan dari daerah pemilihan Kota dan Kabupaten Tegal serta Kabupaten Brebes ini. Saya hanya melihat baliho serta spanduk yang memuat foto-foto cantiknya di beberapa lokasi strategis di seputaran Tegal- Slawi.
Kisaran Oktober- Desember 2014 di seputaran gedung DPR RI pun saya hanya bisa melihat hari kejauhan penampilan anggota DPR RI yang tampak lincah itu. Kemunculan sosok DWP di wilayah Tegal khususnya terbilang cukup menarik untuk ditelisik. Jauh sebelum masuk tahun politik, spanduk-spanduk yang mensosialisasikan wajah berserta jabatannya di partai politik yang mengusungnya itu kerap menghiasi jalan protokol. Konon DWP memiliki kedekatan dengan beberapa tokoh politik lokal beserta kepala daerah yang kini sudah tidak lagi menjabat dan lebih dahulu tersangkut kasus tipikor.Tak heran jalan mulus bisa DWP dapatkan ketika harus bertempur berebut suara warga di dapilnya.
Pada waktu pencalegan DWP merupakan pengurus pusat partainya di salah satu departemen Pertanian dan Perikanan. Sepertinya memang cocok dengan kondisi sosiografis wilayah Tegas-Brebes yang masyarakatnya masih menjadikan dua bidang itu sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan. Ada hal yang menarik saya temukan dari penelusuran di media online yang memuat situs web pribadinya : suaradamayanti.com.
Tampilan sederhana web yang sudah tidak up date lagi itu mencantumkan Damayanti Wisnu Putranti SIP, Orang tua asuh Petani Bawang dan Peternak bebek di Brebes Jawa Tengah. Tulisan itu tepat berada di bawah logo partai pada beranda depan web. Mari kita telisik lagi awal aktifitas politiknya. Tampak foto DWP mengenakan atribut dan kerudung merah dengan ornamen hitam di tepiannya. Tampak sederhana, tanpa make up yang mencolok. Terkesan masih polos dan sedikit lugu.
Tepat berada dibawah kotak merah yang memuat fotonya, terlihat beberapa postingan yang berbentuk catatan ataupun lansiran berita pendek. Satu-satunya catatan yang diposting pada 4 Januari 2012 dalam keterangan ditulis oleh admin berjudul Butuh Aturan Pembatasan Bawang Impor . Dalam catatan tersebut seolah Damayanti ingin menegaskan peran dan posisinya sebagai orang tua asuh bagi para petani bawang.
DWP seolah ingin mempertegas peran dan keterlibatannya dalam pembangunan masyarakat di sektor pertanian dan kelautan dengan dipostingnya beberapa foto dalam galery yang ada di website tersebut. Ada 10 foto yang bertanggal 30 Desember 2011 yang diberi judul panen bawang. Ditanggal yang sama 11 foto lainnya berjudul Pembagian bibit padi unggulpun seakan menorehkan nama DWP dihati segenap petani padi dan bawang. Masih dari galery fotonya terdapat juga 6 foto dengan judul Panen Raya beras 1 tertanggal 3 Januari 2012. Dan koleksi terakhir galery foto DWP memuat 8 Foto yang diberi judul Desaku yang kucinta. Entah apa makna dibalik penyematan kata "Desaku" bagi sosok DWP. Nyata-nyata perempuan ini lahir dan bertumbuh di Ibukota. Dan Jelas Tegal ataupun Brebes bukanlah Desanya. Atau entah pula ketika memang ada silsilah keluarga yang bermuasal dari seputaran Tegal- Slawi- Brebes. Sayangnya awal rekam jejak DWP melalui foto-foto yangtersebut diatas tidak bisa lagi menjadi bukti betapa dia mampu berada ditengah-tengah masyarakat , mengingat tak satupun foto-foto diatas dapat diakses.
Ada hal yang lebih menarik perhatian dalam web tersebut. Selain foto-foto, diunggah pula rangkuman berita yang memunculkan wajah DWP diawal debut politiknya via youtube. Video unggahan tersebut diberi label Panen bawang dan peternak bebek 2. Menyimak video tersebut jelas DWP berusaha meyakinkan konstituen dari kalangan petani dan peternak bebek melalui Orangtua asuh yang notabene adalah dirinya sendiri yang tak segan-segan berada di kandang bebek bersama ratusan bebek dengan aroma yang dapat saya bayangkan sedemikian rupa. Bahkan tak tanggung-tanggung DWP diawal kemunculannya juga membuat gebrakan melalui pemberian bantuan bergulir.