Lihat ke Halaman Asli

“Jaran Kepang Kesenian Terjelek Sedunia”, Kritikan atau Celaan?

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1347505245435945869

[caption id="attachment_198720" align="aligncenter" width="450" caption="Ilustrasi Jaran Kepang (indonesiazoom.blogspot.com)"][/caption]

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo menyatakan Jaran Kepang adalah kesenian terjelek di dunia, saat acara pembukaan The 14th Merapi and Borobudur Senior's Amateur Golf Tournament Competing The Hamengku Buwono X Cup di Magelang, Minggu (9/9/2012). Benarkah? Berikut pernyataan pemilik sapaan Bibit itu pada acara tersebut, "Kesenian Jaran Kepang adalah kesenian yang paling jelek sedunia. Memalukan, wali kota Magelang menampilkan kesenian itu untuk acara seperti ini." Pernyataan mantan Pangkostrad itu tentu saja memicu amarah seniman Jaran Kepang. Pernyataan Bibit yang kontroversial tersebut terlontar begitu saja lantaran Ia kurang puas terhadap pertunjukkan Jaran Kepang pada acara berskala internasional itu. Ia menilai tim kesenian Jaran Kepang tidak tampil maksimal. "Wong yang lebih bagus ada, kok menampilkan itu," katanya. Pernyataan Bibit yang kontoversial tersebut sudah tersiar di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Seniman Jaran Kepang pun mulai melakukan aksi demo menuntut Bibit melakukan permohonan maaf atas pernyataannya yang dianggap melecehkan budaya asli Indonesia itu. Menanggapai pernyataannya yang dianggap melecehkan kesenian Jaran Kepang, Bibit meluruskannya. Ia mengaku pernyataannya itu merupakan kritikan terhadap kemasan kesenian Jaran Kepang. "Tari tradisional itu baik, tapi agar dikemas yang baik, asesorisnya, gerakan, kostumnya agar tampil prima begitu lo. Jadi kemasannya yang jelek. Jangan diplitir-plintir, Gubernur Jateng ndak suka Jatilan, bukan begitu maksudnya," tegasnya. Gubernur juga manusia, tempatnya salah dan lupa. Kalau ada sesuatu yang tidak memuaskan bagi dirinya, bisa saja ucapan kekecewaan terlontar. Seperti yang dialami Bibit. Maksud Sang Gubernur pasti baik, ia ingin kesenian tradisional daerah dikenal dunia dan tampil memukau di ajang internasional. Hanya cara bicaranya yang kurang baik sehingga membuat masyarakat, khususnya seniman Jaran Kepang salah paham dan akhirnya marah. Kalau memang ingin kesenian tradisional tampil memukau di ajang internasional, fasilitasi seniman tradisional. Banyak seniman tradisional yang ingin menampilkan karyanya yang terbaik tetapi tidak difasilitasi. Jadi, intinya semua kesenian tradisional itu bagus, tinggal bagaimana pemerintah dan masyarakat, khususnya para seniman, mau bekerja sama mengembangkan kesenian tersebut. @TamiPudya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline