"Ada yang nyontek? ooohh.."
Itu yang menjadi jawanbanku dalam menanggapi karut marut pelaksanaan ujian karena banyak kecurangan yang terjadi. Bukanya meng''iya''kan atau mendukung kecurangan yang terjadi di UN tahun ini, UN memang perbuatan yang SALAH tapi tidak bisa juga kita langsung menghujat atau membodoh-bodohkan mereka yang mencontek ini.
Kalau ditinjau ulang, dari mana sih asalnya sifat nyontek itu? Bukannya ini salah satu hasil dari "pencitraan" para pejabat-pejabat tinggi negri?
"SAYA MENGERJAKAN UJIAN DENGAN JUJUR". Kalimat ini yang di tulis setiap siswa kelas XII SMA yang melaksanakan ujian. Apa gunannya? untuk mengingatkan kita agar agar mengerjakan ujian dengan jujur? Bagi sebagian siswa, itu nggak ada artinya sama sekali, dan tetep aja menyontek. Samakan sama bapak presiden kita? yang selalu mengingatkan pejabat-pejabatnya buat misahin urusan politik dengan urusan rakyat. Tapi trus pak presiden rangkap jabatankan? Naahhlho?! Samakan bila seperti pak presiden kita nulis "SAYA MEMERINTAH DENGAN KONSEKUEN", tapi cuma di jadikan angin lalu.
Banyak yang bilang bahwah siswa menyontek merupakan salah satu bibit koruptor. Aku rasa itu tidak pas, seharusnya siswa meyontek adalah buah dari para koruptor dinegara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H