Lihat ke Halaman Asli

Jangan Jadikan Laut Kita Sebagai Laut Sampah

Diperbarui: 21 April 2018   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekret Pramuka Unpatti. dok Pribadi

Sewaktu kita duduk dibangku sekolah, guru Geografi mengajarkan kita bahwa negara kita adalah negara kepulauan yang terdiri dari beribu ribu pulau, yang dikepung oleh dua benua dan dua samudera, serta memiliki laut paling luas dan garis pantai yang terpanjang di dunia. Kita juga tahu bahwa negara kita 70% terdiri dari lautan. Oleh karena itu, negara kita disebut negara maritim. Kemudian di lain waktu guru kesenian sering mengajak kita menyanyikan lagu nenek moyangku orang pelaut. 

Adalah suatu anugerah Tuhan yang besar bagi bangsa Indonesia bahwa negara kita dikaruniai laut yang luas dengan potensi sumberdaya yang sangat besar dan kaya. Laut juga berfungsi memberikan jasa-jasa lingkungan lainnya seperti transportasi, rekreasi, wisata laut (ecotourism), kesehatan, dll

Tahun 2015, Indonesia dinobatkan sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah China. Kemudian, menurut World Economic Forum 2016, diperkirakan akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di laut pada tahun 2050.

Yang menjadi pertanyaan apakah selama ini kita sudah mengenal laut kita? Hewan beserta ekosistem laut kita telah banyak mengalami kerusakan dan pencemaran terutama akibat ulah aktivitas manusia. Salah satunya contohnya yang sedang viral di sosial media yaitu Kejadian Luar Biasa di pesisir Paloh, Kalimantan Barat, 20 ekor penyu ditemukan mati di pinggir pantai dalam kurun waktu 2 bulan. Setelah diteliti, salah satu penyebabnya adalah sampah plastik. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline