Lihat ke Halaman Asli

Assalamualaikum Unpatti

Diperbarui: 9 Mei 2017   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

            Pagi yang buta menjelang senja ketika suara adzan berkumandan di Mesjid yang tak jauh dari rumahku, aku terbangun dan bergegas wudhu membasuh sebagian badan ku sebagaimana yang diajarkan oleh Rasululullah SAW. tentang sunah-sunah wudhu. Langkah kakiku terus bergerak maju menuju rumah Allah yang agung itu, tak lama aku melangkah tiba-tiba terdengar suara salam dari seorang ikhwan dari belakang dan bergegas lari mendekatiku,, “”Assalamualaikum Bakri,,!! Aku sempat kaget dan melirik ke belakang dan ternyata ada dua kakak beradik yang juga menuju rumah Allah itu, “Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu, hai Sadam rupanya kamu sama kaka Tining,, kalian mau sholat Subuh di Masjid juga??? Tanyaku mengherankan mereka berdua..! Ya iyalah!,, kalau sudah pake baju kokoh dan mukena lengkap kaya gini yah mau kemana lagi kalau bukan ke masjid Bak(sapaan dari namaku),,jawab Sadam sambil tertawa menenangkan suasana ,, kakak nya yang bernama Tining juga tertawa melihat kami berdua saat itu, sebenarnya aku dan Sadam sudah saling mengenal sejak kelas 1 SD tetapi kami lebih akrab dan bersahabat ketika SMP kelas 3 di sebuah sekolah yang baru di dirikan waktu itu, nama sekolahnya SMP Negeri 04 SATAP(Satu atap) Buano. Aku juga sudah sangat mengenal kakanya yang bernama Tining karena aku sering bermain bersama Sadam di rumahnya,, bukan hanya itu, keluargaku dan keluarganya adalah saudara yang terikat dari kedua kakek dan nenek kami yang seibu seayah. Kami kemudian berpisah pada jenjang SMA sekitar 4 tahun lalu karena aku harus memilih merantau dari kampung halaman menuju kota Ambon manise, yang penuh lika-liku karena persaingan pendidikanya yang paling ketat di kota ini. Aku kemudian memilih untuk melanjutkan jenjang SMA ku di SMA negeri 3 Ambon. Singkat cerita, kemudian kami pun masuk kedalam masjid dan pas waktunya “Iqamah” tanda sholat akan segera di laksanakan, aku dan Sadam di bagian syaf paling depan setelah Imam, sedangkan kakanya di bagian belakang bersama ibu-ibu yang juga melaksanakan sholat Subuh waktu itu. Allahuakbar,,,, takbir ku menghadap sang pencipta langit dan bumi ketika sholat subuh berjamaah di mulai, rasanya hari ini tampak seperti ada sesuatu yang berbeda” ya, sholat ku hari ini hanyalah berdoa memohon pertolongan Allah agar semua aktifitas ku dapat di lancarkan dengan baik, karena hari ini adalah hari pertamaku untuk menginjak Universitas Pattimura salah satu Perguruan Tinggi ternama di Maluku yang memilki ribuan mahasiswa dari berbagai daerah di Maluku bahkan dari pulau Jawa, Sulawesi dan Papua. Aku harus belajar beradaptasi dengan orang-orang baru dikampus itu. Setelah salam dan Imam membacakan doa sesudah Sholat kamipun bersalaman satu sama lain kemudian kamipun langsung pulang kerumah masing-masing. Hari sudah pagi ketika raja siang mengintip dari arah Timur dan aku pun melihat arlojiku,, what!!!! Pukul 06:55 am. Aku terlambat harusnya aku sudah ke kampus jam 06:45, Seusai sarapan pagi, aku langsung menuju kamar dan mengambil tas ku yang sudah siap itu lalu menuju ke dapur untuk berpamitan sama bibi ku, setalah itu aku langsung mengenakan sepatu dan membaca do’a pendek “lahaullah wa la kuwwatta illa billah”tiada daya upaya melainkan pertolongan Allah”. Aku langsung menunggu angkot untuk ke kampus,, yah””!!  biasalah anak perantau hanya bisa naik angkot umum biar lebih irit ketimbang ojek. Tak lama kemudian angkot pun lewat dan ku hentikan lajunnya dengan tanganku yang melambai-lambai di pinggiran jalan, akhirnya rejeki anak sholeh,,,, ucapku dalam hati , sempat aku berfikir sepertinya aku terlambat kalau tidak dapat angkot, tapi ternyata rezeki anak soleh datang juga. Setelah naik angkot dan hanya berselang 2-3 menit aku langsung sampai di kampus Unpatti karena rumahku letaknya tak jauh dari lokasi depok (Desa Poka). Ketika hendak turun, mataku melirik kasana kemari melihat CAMABA(Calon Mahasiswa Baru) Universitas Pattimura yang datang berduyun-duyun dan ruah dari segala penjuru, tetapi yang kulihat hari ini tak seperti biasanya yang ketika pagi-pagi sekali aku ke sekolah melihat semua Mahasiswa yang aktivitasnya ke kampus menggunakan model, veshion dan Style berpakaiannya sendiri, tapi yang kulihat hari ini tampak berbeda seperti ada sebuah sisitem yang di atur oleh para aktor-aktor yang ada di depan sana, hari ini aku melihat banyak yang mengenakan baju putih berkemeja dan menggunakan celana hitam berkain, ya hari ini adalah hari dimana kami selaku calon Mahasiswa baru Universitas Pattimura mengikuti  Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau lebih dikenal dengan  tes SBMPTN. Ketika masuk gerbang hatiku bergetar seolah ada sebuah beban yang berat seberat kabut yang tampak bergayut, menyelimuti pikiranku untuk gagal dalam menghadapi tes ini,, apakah aku bisa lulus,??? Tanyaku dalam hati,,,, ahh,, siap tidak siap tetap siap mengahadapi rintangan ini, aku harus tetap optimis tak boleh pesismis karena kalau saya pesimis tak akan bisa sampai pada puncak,”” gummamku dalam hati.

Perlahan kulangkahkan kakiku masuk menuju gerbang kampus orang basudara itu, kemudian kuhadapkan wajahku terus menatap kedepan dengan sepenuh hati sambil mengucapkan “Assalamualaikum Unpatti”. Setelah bergegas menuju Fakultas Fisip, aku bertemu dengan kawan lamaku dari SMA namanya Rahman Wahid Siolon, kami biasa memanggilnya dengan sebutan Udu, badanya kecil tapi padis dalam kelas, otaknya tak begitu jauh dengan orang-orang cerdas diluar sana karena kelebihanya adalah dia bisa memahami sesuatu dengan hanya melihat saja. Ketika bertemu, Udu berkata Bakri kelihatanya kamu pucat hari ini, kenapa…?, ada apa,,? apa kamu takut mengikuti tes ini?? Belum sempat ku jawab dia langsung memotong dan berkata tidak usah takut Bak,, kita harus belajar dari Rancoh Racordas salah satu actor dalam film 3 idiot, yang mengatakan bahwa kalau kita dihadapkan pada sebuah masaalah maka yang harus kita lakukan pertama adalah letakan tangan didada dan katakan semua pasti baik-baik saja”, ucapanya serius tapi penuh canda dan humoris. kami berdua pun tertawa dan melanjutkan perjalanan ke ruang ujian bersama.

  • Berperang melawan kertas

5 menit sebelum ujian dimulai aku berkenalan dengan 3 orang baru yang berasal dari kampung yang berbeda-beda, yang pertama bernama Muhammad Fiqih Rumata kami biasa memanggilnya Fiqi dia dari Gorom Seram Bagian Timur, yang ke dua bernama Farid dia dari Namrole Dan yang terakhir bernama Kiky Risky Siswanti dari Tual. Setelah aku berkenalan dengan mereka kamipun akrab dan bercerita tentang bagaiman bisa sampai di Ambon, apa perbedaan yang di kampung dan yang di Kota, bagaimana perasaan kita ketika bertemu dengan oran-orang baru seperti ini. Karena kasyikan bercerita kami pun lupa pada sang waktu bell (loncing) berbunyi dengan keras bergemuruh diareal kampus, kami semua bingung dan memandang satu dengan yang lain. sepertinya kami  semua memiliki pertanyaan yang sama dalam benak kami bahwa apa maksud dari bell yang bergemuruh itu? Apakah itu tanda waktu tes di mulai atau itu cuman suara klaskson mobil pengawal pejabat di negeri ini?? Suara itu persis seperti suara klakson mobil, tak lama tiba-tiba ada seorang Dosen yang masuk dengan membawa setumpuk bahan dan ternyata baha-bahan itu adalah soal-soal yang nantinya kami berperang melawanya sampai tetesan keringat terakhir. Selamat pagi semua???? Ucap pak Dosen saat masuk ruangan,, pagi pa,,,,!!! Sorak semua calon mahasiswa sambil menyiapkan semua alat tulis diatas meja. Ternyata bunyi bell yang bergemuruh itu adalah tanda tes di mulai,,, ucap Farid yang duduknya tak jauh dari ku. Setelah pak Dosen membuka sampul yang ditahanya itu kemudian berkata siapa yang bisa memimpin doa kita pada pagi hari ini?? Saya pak,, jawab ku sambil mengangkat tangan, ya silahkan kedepan dan berdoa….

Setelah selesai berdoa aku pun langsung kembali ketempat semula dan menyiapkan diri untuk berperang melawan kertas yang bersenjatakan soal-soal psikologi, saya sudah berniat dengan penuh iklahs jika memang ini jalanku berkiprah di Unpatti maka permudahkanlah aku ya Allah, tiada harapan dan dambaan melainkan memohon kepada mu berkah dan manfaat dari apa-apa yang ku kerjakan hari ini, tetapi jika ini bukan jalan ku aku akan ikhlas dengan sepenuh hati ya Allah karena aku tahu bahwa Kaulah yang Maha mengetahui segala sesuatu dan memiliki rencana lain untuk hamba-Mu. Bell kemudian berbunyi lagi dan menandakan saatnya mengerjakan soal, belum lama aku melihat banyak yang pucat mengerjakan soal-soal yang sudah membabuibuta pikiran kami semua, seolah tak ada rambut di kepalaku saat mengerjakan soal-soal itu, bahkan aku melihat keringat-keringat dingin yang bercucuran jatuh dari wajah teman-temanku. “Astaga ini cobaan atau takdir namanya betapa sulit untuk mengerjakan soal-soal pikiran seperti ini” kataku dalam hati. 2 jam berlalu bunyi bell itupun terdengar kembali, saatnya kumpul kedepan, ini adalah waktu yang sangat menegangkan, tak terasa waktu 2 jam itu terasa sangat singkat dengan jumlah soal kurang lebih 250 soal yang tertata rapi di dalam dokumen itu. Banyak teman-teman saya yang panik karena ada yang belum selesai mengoles bahkan baru mengisi 100 nomor saja,,…. Terlihat lucu tapi juga haru karena mereka berlarian kesana kemari meminta jawaban dari teman yang lain dengan penuh berharap-harap.

  • Pujasera kantin Favorit

Seusai tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri teman-teman mengajaku untuk makan bersama di kantin Pujasera, aku diajak oleh Farid dan Fiqri serta teman-teman yang lainya yang sudah tak sabar lagi mengisi kampung tengah yang sudah menanti. Hari itu Kiky juga di ajak tapi dia menolak karena tidak biasa makan di temapat umum, apalagi dia juga belum terbiasa dengan suasana baru seperti itu. Awalnya aku menolak, namun karena dipaksa akhirnya aku mengikuti kemauan mereka, hanya untuk kebersamaan saja, maklum baru berkenalan setidaknya harus akrab satu sama lain, kenapa harus di pujasera? Tanyaku sambil melotot ke arah Fiqrih” kan masih banyak kantin lain yang masih bisa kita makan di sana apalagi sekarang sangat banyak yang berdatangan masuk keluar kantin sampai taka da tempat untuk duduk” kataku melanjutkan,, ah tidak apa-apa itu Bakri ,,pasti sudah ada yang selesai makan dan kita akan mendapatkn temapat duduk,, pokoknya kita harus makan di pujasera karena itu adalah kantin favorit ku, aku senang maan disana krena banyak cewek cantik yang berkumpul disana, yah siapa tau aku bisa menyeleksi satu persatu untuk ,,,,,,,,,,!!!!!!!! ??????  sejenak Fiqri berhenti” untuk apa??? Serentak aku dan Farid bertanya penuh penasaran. Dan ternyata dia berhenti bicara karena ada cewek yang lewat belakang ku,,, Astagfirullah Fiqri,,, kalau mau kasih masuk proposal saja ke orang tuanya ,,,, ucapku penuh canda. Bagaimana kalau kita ke tambak ajah biar duduk sambil cerita-cerita tapi kita hrus ke pujasera dulu untuk beli gorengan biar asyik, ngobrol sambil makan” Farid memberikan saran”. Okelah itu saran yang cantik sekali, kalau begitu tunggu apalagi ayo kita ke sana.

Hari itu aku sangat bersyukur sekali kepada Allah SWT. Karena aku dipertemukan dengan orang-orang yang menyenagkan dan penuh humoris membuatku tertawa saat bersama mereka berdua, bagiku Fikri dan Farid adalah teman-temanku yang paling membuatku senang saat hari pertamaku di kampus, sampai-sampai kami lupa bahwa semua orang yang berlalu lalang tak lagi ramai di dalam kampus. Hari telah petang dan kembali memanggil sang waktu untuk menutup kebahagiaan ku bersama teman-temanku di Universitas Pattimura, kami akhirnya pulang dan kembali ke rumah masing-masing, semoga Allah mempertemukan kita kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline